Mohon tunggu...
Sausan Ramadhani
Sausan Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Statistika Universitas Matana

Seorang mahasiswi statistika yang aktif berorganisasi, mengikuti penelitian, dan menjadi volunteer.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Emas Tumbuh Cerdas, Peran Statistik dalam Membangun dan Mempersiapkan Generasi Emas 2045

8 September 2024   12:49 Diperbarui: 8 September 2024   13:12 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : SD Negeri 1 Gunung Anten, Lebak, Banten (Foto Pribadi)

Mencapai target untuk menjadi negara maju tepat 100 tahun merdeka merupakan harapan Indonesia Emas 2045. Salah satu upaya dalam mencapai target tersebut dimulai dari membangun dan mempersiapkan kebutuhan generasi untuk Indonesia Emas 2045. Dengan demikian, semua dimulai dari pembangunan manusianya terlebih dahulu.

Terdapat 4 aspek untuk membangun dan mempersiapkan kebutuhan generasi emas, yaitu kebutuhan pangan, kacamata kesehatan, pendidikan, dan kelayakan. Dalam membangun 4 aspek tersebut, didasari oleh 2 Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, yaitu Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi 2023, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2023. IPM dipengaruhi oleh 4 aspek tersebut dan sudah tergolong tinggi sejak 2016. Terlebih pada tahun 2020 hingga 2023 mengalami peningkatan yang konsisten dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 0,72% per tahun.

Kebutuhan Pangan

Membangun generasi kuat diawali dengan memperhatikan apa yang dikonsumsi mereka sehari-hari. Menurut BPS, komoditas urutan pertama dengan rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari terbesar 2023 adalah padi-padian sebanyak 841,73 Kkal. Disusul dengan komoditas makanan dan minuman jadi, serta minyak dan kelapa sebesar 444,37 Kkal dan 268,08 Kkal sesuai urutannya. Selain 3 besar komoditas tersebut, ada beberapa komoditas lainnya yaitu umbi-umbian, ikan/udang/cumi/kerang, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan kelapa, bahan minuman, bumbu-bumbuan, dan bahan makanan lainnya. Kelompok komoditas dengan jumlah rata-rata kalori paling sedikit adalah bumbu-bumbuan.

Sumber data : Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari menurut kelompok komoditas (Kkal) 2023, www.bps.go.id
Sumber data : Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari menurut kelompok komoditas (Kkal) 2023, www.bps.go.id

Rata-rata konsumsi kalori penduduk Indonesia sempat mengalami kenaikan pada Tahun 2021 sebesar 31,15 poin Kkal dari Tahun 2020. Setelah itu, terus menerus turun hingga Tahun 2023 rata-ratanya sebesar 2087,64 Kkal dengan provinsi unggulannya yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 2484,92 Kkal. Korelasi IPM dan konsumsi kalori 2023 sebesar 0,41 artinya hubungan keduanya lemah positif. Ketika konsumsi kalori naik maka IPM juga naik. Namun, pengaruhnya masih lemah sehingga masih terjadi perbedaan. Seperti pada tahun 2022, IPM mengalami kenaikan sebesar 0,61 poin persen dari tahun 2021, sedangkan rata-rata konsumsi kalori mengalami penurunan di tahun yang sama sebesar 64,12 poin Kkal. Di tahun berikutnya keduanya mengalami kenaikan. Sehingga tetap berpengaruh hanya saja pengaruh positifnya lemah. Walaupun demikian, kita tetap perlu memperhatikan berapa banyak kalori yang kita konsumsi supaya tetap seimbang dengan aspek lainnya.

Kacamata Kesehatan

Hidup di dunia merupakan suatu anugerah terlebih menjalani hari dengan hidup sehat. Namun, sampai kapan kita dapat hidup di dunia? Berdasarkan Umur Harapan Hidup (UHH) dalam Indeks Pembangunan Manusia 2023, bayi yang lahir pada tahun 2023 diperkirakan dapat berumur 73,93 tahun. UHH selalu naik tiap tahun, selisih UHH antara tahun 2020 dan 2023 yaitu 0,56 poin persen. Demikian bayi yang lahir pada tahun 2023 diperkirakan dapat berumur 73,37. Tahun berikutnya yaitu selama 73,46 tahun dan bayi yang lahir pada tahun 2022 dapat hidup hingga 73,70 tahun. Secara rata-rata, pertumbuhan IPM Indonesia 2020 hingga 2023 adalah sebesar 0,25% per tahun.

Sumber data : UHH dalam Indeks Pembangunan Manusia 2023, www.bps.go.id
Sumber data : UHH dalam Indeks Pembangunan Manusia 2023, www.bps.go.id

                Korelasi IPM dan UHH 2023 sebesar 0,82 artinya hubungan keduanya kuat positif. Ketika UHH naik pesat maka IPM juga naik pesat. Hal ini terbukti pada tahun 2020 hingga 2023, IPM dan UHH selalu mengalami kenaikan yaitu tahun 2021 sebesar 0,24 poin UHH dan 0,35 poin persen IPM. Tahun berikutnya 0,24 poin UHH dan 0,61 poin persen IPM. Pada tahun 2023 pun tetap mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,23 poin UHH dan 0,62 poin IPM dengan provinsi unggulannya yaitu DKI Jakarta, bayi yang lahir di tahun tersebut dapat hidup sehat hingga 75,81 tahun. Seiring bertambahnya tahun atau semakin lama tahun kelahiran bayi, semakin lama mereka hidup sehat maka Indeks Pembangunan Manusia pun semakin baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun