Tak diragukan lagi bahwa untuk memperoleh sebuah kolom di Kompas Minggu merupakan arena pertarungan tersengit bagi para penulis cerpen. Maka, Ria menganggap bahwa konsistensi dimuatnya karya Agus Noor di koran Kompas dapat merepresentasikan sejarah perkembangan cerpen sastra di Indonesia. Cerpen di tahun 90an yang sarat dengan kritik sosial terhadap era Orde Baru, hingga gaya hidup urban masa kini. Â Â
Menanggapi hal tersebut, Agus Noor berpendapat bahwa sastra adalah penting untuk memperkaya pengalaman batin masyarakat. Sastra yang baik adalah karya yang mampu memberi cara pandang baru terhadap dunia. Oleh karenanya, karya-karya sastra bisa mencakup apapun.
Ngobrol bareng yang berjalan selama dua jam tersebut kemudian ditutup dengan penandatanganan buku-buku Agus Noor, serta tambahan pesan dari Ine Febriyanti selaku moderator,
"Setialah pada pilihan Anda."
.
.
Ditulis oleh pembaca cerpen-cerpen Agus Noor tapi masih awam sastra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H