Aku adalah tempat berpijak yang bernafas dan yang tidak
Penghuniku adalah cintaku
Hati ini lunglai oleh getaran cintanya
Lemas akan suaranya kala mereka menyuarakan isi hatinya
Terus mencoba namun hanya sia-sia
Bergelut waktu ruang ku tunggu
Hamparanku menjadi saksi cintaku
Hijauku belahan kalbuku, yang menghampar bak samudra luas tanpa kira batas
Ku jadikan gunung sebagai peradilan, tempat setiap makhluk mencari keadilan
Air sebagai nasehat, pelepas segala kotoran penuh hasrat kebinatangan
Api sebagai penegak hukum, membakar yang dibutuhkan dan yang tak dibutuhkan
Namun para hamba Sang Penciptaku mengecewakan
Aku sedikt bersabar, numun terbatas
Batas ku tembus
Aku akan menjerit
Melampiaskannya dengan banjir
Tsunami
Dan gempa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H