Mohon tunggu...
Bung Opik
Bung Opik Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sun Go Kong is in the house...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] Puisi Jalanan

28 Oktober 2011   17:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau yang kujumpai setiap hari

Selalu setia menjemput pagi

Kantung kantuk mu tak kau perduli

Berjuang usir mimpi untuk sejuring ‘mimpi’

Berdandan parlente khas pesolek

Namun tetap semerbak bau kelek

Dengan sapaan bergaya intelek

Kau amat memikat meskipun jelek

Lengking suaramu seumpama magnet

Membuat orang lain menoleh seperti kena pelet

Tak perduli harus bergelantung seperti monyet

Dan menahan keringat yang mulai bau dan lengket

Walau suaramu tak semerdu Afghan

Dan tampangmu tak rupawan alias pas-pasan

Kau tetap narsis sepanjang jalan

Teriak lantang sambil lirik ke kiri dan kanan

Tatapan mu yang tajam bagaikan elang

selalu siaga tak pernah bimbang

siapapun orang nya pasti kau tunjuk

bukan maksud berperang hanya membujuk

kau menjalani rutinitasmu dengan senang

terutama jika ada rok mini melintas menantang

tak ayal andrenalinmu mendidih dan tegang

mengalahkan setiap deru kantuk dan malas yang menyerang

Pagi, siang, senja, malam, tak sedikitpun asa mu menyerah

Mengharap angkutan terisi penumpang dari dua arah

Melewati barisan manusia yang bersandar menahan lelah

tak ada lain yang kau minta selain rupiah

Enam empat angka keramat

Yang jauh mendekat, yang dekat merapat

Di kiri enam, Di kanan empat

Ayo pir, berangkat!

Ah… Kernet

Penulis : Bung Opik & Sanchai Nomor peserta : 4

NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Festival Puisi Kolaborasi yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi dengan judul postingan : Inilah Perhelatan Festival Puisi Kolaborasi & Hasil Karya Para Peserta.

Klik disini utk melihat FB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun