Jangan curiga kami dibayar karena menulis ini, percayalah sesenpun kami tidak menerimanya, apalagi nasi bungkus atau ongkos mikrolet, makanya saya kami harus masak nasi terlebih dahulu, lalu makan siang barulah menulis. Menulis dengan tema ini karena agak 'gerem' saja melihat kondisi negeri tercinta diobrak-abrik oleh para pendemo yang tidak bertanggung jawab.
Kami melihat pada realita yang ada. Presiden Jokowi dengan segala kelebihan dan kekurangannya dia telah menjadi presiden yang terbaik di Indonesia, ngaku saja anda. Jika di sana-sini anda melihat masih ada korupsi dan para koruptor ditangkap, artinya artinya presiden kita sedang bekerja, dengan bekerjalah maka yang koruptor terkangkap; kalau ia berpangku tangan saja tentu membiarkan korupsi berjalan terus.
Hai bro, apakah pembangunan di hampir seluruh propinsi bisa berjalan sendiri? Apakah kalian pernah melihat beliau sengaja membuat pembangunan itu menjadi mangkrak? Walaupun sebagian dituduh melanjutkan apa yang sudah ada, namun bukti /fakta menunjukkan bahwa bus Surabaya ke Jakarta saat ini bisa ditempuh dalam 8 jam, sulunya bisa 24 jam.
Harga bensin dan semen di Jakarta dan kota-kota pelosok sama, dulunya lain. Koq ada yang membutakan hal ini, emangnya katarak atau pura-pura tidak tahu? Jikalau kita tidak bisa melihat saja , kita dapat merasakan adanya perubahan yang lebih baik di negara kita?
Memang muncul demo yang bertubi-tubi yang mencoba menjatuhkan dia, padahal ntah apa salahnya, Â orang-orang demopun tidak tahu, pokoknya mereka meraka mendapat pesan maunya presidennya mundur. Yang penting dapat job yakni job demo mumpung lagi pandemik, cari duit susah. Aneh ya?
Apalagi yang bikin ngakak, mereka yang demo itu sedang naik pitam, marah, merusak, membakar hanya gara-gara berita hoax. Lalu sang presiden tetap saja melakukan yang terbaik, ia tidak menghancurkan Indonesia, tetapi ia telah membangun dan terus membangun hampir di seluruh Indonesia. Kenapa di demo.
Nama Indonesia dan Jokowi tersohor kemana-mana. Bahkan Prabowo aaSubianto yang merupakan rivalnya di pemilihan presiden pun bersedia bergabung dan bekerja sama dengannya sebagai menteri pertahanan.
Rupanya yang demo beliau terdiri dari berbagai golongan, ada pelajar ada mahasiswa adapula penyusuf dan ditambah orang-orang yang bukan orang biasa, karena belakangan diketahui bahwa yang mengkritik beliau itu ada juga mantan MPR, mantan pejabat, mantan menteri yang dilengser (dipecat), yang ngaku profesor hingga mantan apa saja.
Padahal pada jaman para mantan berkuasa berkuasa mereka itu malah tidak bisa buat apa-apa. Nach , udah jadi mantan barulah berkoar-koarlah. Sama aja dengan ketika kita menyaksikan debat terakhir calon presiden Amerika Serikat antara Biden dengan Trump kemarin.
Biden berusaha kritik ini itu kepada Trump, padahal pada jaman ia berkuasa, bahkan dua priode jadi wakil presiden Obama dan ngak buat apa-apa juga. Saya yakin Jokowi tidak pernah membungkam mulut orang untuk berkeritik atau menyampaikan aspirasi. Aspirasi sih sah saja dan tidak masalah, yang menjadi masalah aspirasi itu dibungkus dengan provokasi.
Presiden Jokowi menghadapi lawannya yang hanya NATO No Actian Talk Only, tetapi Jokowi maju terus saja Action habis-habisan, bangun ini dan itu. Lihat, presiden kita tidak membalas satu patah katapun walau ia dihina, walau ia di caci, walau ia diangggap remeh, apalagi oleh mereka yang dianggap barisan sakit hati. Jikalau jaman dulu, orang-orang demikian sudah lama hilang dari peredaran.
Apa yang bisa kita pelajari ? Intinya, seorang pemimpin sehebat apapun tidak dapat menyenangi semua orang, ada saja yang bilang dia ngak baik, terutama lawannya atau yang anggap oposisi.
Lawan itu selalu mencari kesalahan kita, adapun kebaikan mereka pura-pura tidak tahu. Lawan itu umumnya sudah buta mata hati nuraninya, menggagap mosi tak percaya tetapi tidak dengan hati yang jujur. Lawan itu sangat menderita bila melihat kita senang, atau ia senang deh melihat kita menderita.
Jadi seperti presiden Jokowi ini menghadapi orang-orang yang suka berkoar-koar, namun ia tetap biasa-biasa saja, maka hal ini yang membuat lawannya kebakaran jenggot. Ia bahkan tetap kerja dan kerja terus pantang mundur. Mari kita belajar seperti Presiden Jokowi, ia memang Ruar biasa.
Kesuksesannya dan ia bukan orang yang cepat putus asa, tetapi kesuksesannya adalah mereka yang tetap kuat dan bertahan dan memilki semangat untuk maju. Bukti nama Jokowi makin melambung , bahkan dipakai oleh negara Negara Emirat Arab Abu Dhabi sebagai nama jalan , wow....,
Sedangkan salah seorang yang benar-benar kebakaran jenggotnya adalah orang yang entah kenapa benci padanya, konon ceritanya masih tertahan di Luar Negeri dan sudah bertahun-tahun ngak bisa pulang, itu berarti waktunya lebih lama dengan mantan Gubernur DKI yang dipenjara, bahkan ia sudah bebas dan udah nikah lagi bahkan udah dapat isteri baru anak bahkan jabatan.
Sebagai orang yang mengaku anak Tuhan, kita tetap saja bisa menghadapi kondisi rumit dan pelik ini, seperti yang dialami presiden. Namun kita perlu ingat, jangan gegabah, jangan marah, tetapi tetap kuat, jangan menyalahkan diri sendiri, tetap semangat, tetap setia pada Tuhan, karena jerih payahmu tidak sia-sia. #adaadasaja
Qouete : PEMIMPIN YANG SUKSES ADALAH PEMIMPIN YANG TIDAK HARUS DISENANGI ATAU MENYENANGKAN SEMUA ORANG , YANG PENTING HASIL KARYANYA NYATA DAN DAPAT DIRASAKAN."" Happy week end.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H