[caption caption="Yesus di salib, ilustrasi foto kembali oleh Saumiman Saud"][/caption]Di atas bukit Golgota
Dari Getsemani IA dijebak sang murid dengan sebuah ciuman
Tiga puluh keeping perak harga sebuah pengkhianatan
IA ditangkap dan disidang karena dianggap melakukan pelanggaran
Padahal IA tidak, sesungguhnya tidak pernah melakukan kesalahan
Penguasa negara tidak menemukan tindakan-Nya yang bertentangan
Namun IA tetap dihukum karena penguasa lebih takut pada acaman
Salibkan DIA, lepaskan penjahat Barabas suara didengungkan
Padahal orang yang sama baru minggu lalu menyambut-Nya dengan pujian
IA didera, IA ditampar, IA dicambuk, IA diludahi dan IA ditendang
IA ditampar, IA pukul, IA diikat, IA disiksa, dan di Golgota IA disalibkan
Ia menanggung dosa manusia di atas salib melambangkan penghinaan dan pembangkang
Namun di atas salib IA masih boleh menaburkan kasih dan pengampunan
Salib di bukit Golgota yang melambangka berbagai kejahatan
Namun IA menerima-Nya dengan pasrah, walau penuh kecaman
Di atas kayu salib , IA yang tidak berdosa telah dihukum dengan kejam
Ini pertanda bahwa ketidak adilan bertumbuh bersama iblis mencengkram
Di tengah hari tiba-tiba langit gelap gulita mencekam
Kalimat “Ke dalam tanganMu kuraserahkan nyawaKu” terdengar dan diam
IA mati tanpa dosa dan salah dengan tubuh yang penuh rajaman
Mati menggantikan kita yang seharusnya mendapat hukuman
San Francisco,
Jumat Agung, 25 Maret 2016
Saumiman Saud