[caption caption="Sopir unjuk Rasa"][/caption]Terbongkar, rupanya perusahan Taxi mengizinkan Sopirnya demo? Mengapa!
Masyarakat Jakarta sempat terkecoh sejenak awalnya karena terdapat berbagai keluhan dari para sopir taxi tentang pendapatan mereka yang berkurang dan harus kejar setoran pada perusahaan. Melihat keluhan para sopir demikian tentu timbul rasa simpati juga karena dengan kehadiran Taxi Online membuat pengaruh besar terhadap pendapatan para sopir tersebut,
Sementara itu Taxi Online yang sebenarnya membutuh modal besar yakni mereka harus memakai mobil sendiri atau sewa, mereka tidak bisa sembarang menarik penumpang karena berdasarkan order online, itupun kalau mobil mereka dekat ke araah penumpang yang sebenarnya mereka tidak tahu. Jikalau di USA khusus untuk Taxi online ini mereka bakal dipotong 30% oleh perusahaan pengelola, kemudian mereka harus membayar pajak pendapatan sendiri. Bensin ditanggung oleh pengendara, asuransi oleh pengendara dan kalau mobil rusak dan perbaiakan dibayar oleh pengendara juga. Nah jikalau melihat berbagai kewajiban yang ada pada Taxi online, maka rasanya tidak wajar bila Taxi iri pada mereka.
Dalam sebuah video amatir youtube yang diunggah oleh seseorang yang kemudian beberapa saat saja entah kenapa didelete lagi, terdengar seorang penumpang sedang ngobrol-ngobrol dengan sang sopir taxi tersebut. Penumpang bertanya apakah kemarin itu mereka demo atas persetujuan perusahaan, sang sopir menjawab iya atas persetujuan perusahaan, namun tidak semua mobil yang dikirim. Sopir itu mengatakan setiap sopir diberi sebuah mobil untuk demo, padahal perusahaan itu memiliki peraturan yang sangat ketat untuk masalah demo, kalau demo maka sopirnya bisa langsung dipecat; namun kemarin perusahaan memberi ijin keleluasaan bahkan mereka diberi nasi bungkus untuk makan siang.
Melihat kondisi seperti ini, nampaknya yang mengambil inisiatif untuk unjuk rasa itu perusahaan, dan para sopir diminta untuk melaksanakannya. Sungguh ini bisa terjadi adu domba, pemukulan terhadap orang sendiri pula. Bahkan menurut sopir tadi, mobil yang rusak itru juga tidak diminta ganti; padahal biasanya harus ganti. Jadi pihak perusahaan yang merasa keuntungannya berkurang kemudian mengutus patra sopir unjuk rasa dan yang menjadi mmasalah kejadiannya beubah anarkis. Setelah itu keesokannya perusahaan Taxi hendak mengambil hati penumpangnya kembali dengan memberikan gratis untuk penumpang sehari penuh.
Mengapa hal ini terjadi? Kemungkinan besar karena “kemarahan” dari pengusaha taxi karena pendapatan mereka berkurang, padahal pada masa-masa lalu pendapatan mereka sangat banyak. Setiap harga bensin naik, maka harga tariff ikutan naik, namun tatkala harga bensin turun, maka harga tariff ngak turuin lagi. Kejadian ini membuat Gubernur DKI Ahok berang, oleh sebab itu dia berkata jikalau ada sopir yang melanggar aturan segera dihukum, karena mereka bukan hanya unjuk rasa tetapi juga anarkis dan merusak tanaman lingkungan.
Ahok bahkan mengancam akan mencabut ijin perusahaan Taxi. Sungguh disesalkan sebenarnya, apalagi kalau benar pemilik perusahaan Taxi sahamnya dimiliki oleh salah seorang yang digadang-gadang sebagai calon gubernur; mudah-mudah informasi ini salah, sehingga tidak makin terpuruk reputasinya.
Bagaimanapun kita tidak bisa menolak kemajuan jaman, dulu kita kiraim kartu Tahun Baru, Kartu Natal atau Lebaran setiap tahun, sekarang tidak lagi, dulu kita SMS kepada teman dan bayar, namun sekarang tidak lagi, kita bisa memakai massanger, BB ataupun WA dan gratis. Nah, kemajuan-kemajuan seperti ini tidak perlu diprotes oleh kebiasaan yang sudah ketinggalan jaman, oleh sebab itu bila kita hidup pada jaman sekarang dan bisnis pada jaman sekarang maka kita harus mengikuti trend yang ada , dalam hal ini taxi online.
Jangan terlalu picik untuk hal ini dan jangan terlalu egois untuk mencari keuntungan, sudah jamannya mamakai teknologi dan bersaing untuk menjual kreatifitas kita. Nah, menuju Jakarta Baru semua ini dibutuhkan, sudah saatnya Taxi memikirkan cara online melayani masyarakat.
Saumiman Saud
Maret 2016[caption caption="unjuk Rasa"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H