Peluh-Ku menetes seperti titik darah dan menjadi-jadi
Doa-Ku makin dan makin bersungguh-sungguh
Diri-Ku teguh menanti-nanti
Bukit Zaitun menjadi saksi
Cawan pahit pertanda mati
Aku melantun doa seorang diri di taman Getsemani
Sementara murid-murid terlelap terbawa mimpi
Tiba-tiba , nun jauh hadir bayang-bayang gelap
Gerombolan berdatangan bertubuh tegap
Siap siaga berusaha untuk menangkap
Ibarat memburu perjahat yang kelas kakap
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!