[caption caption="Tujuh Perkataan Yesus di atas kayu Salib"][/caption]7 Perkataan Spektakuler Tuhan Yesus di atas kayu salib
Menjelang Jumat Agung dan Paskah yang bertepatan pada akhir Maret 2016 ini, maka sebagai umat percaya diajak untuk mengenang kembali kehidupan Tuhan Yesus kita tidak dapat terlepas dari penderitaan-Nya. Ia diutus ke dunia karena dunia tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa, hanya Yesus anak Allah yang sanggup menyelamatkan manusia dari dosa. Peristiwa Yesus disalibkan merupakan suatu peristiwa penting bagi kehidupan setiap orang Kristen, karena di atas kayu salib ini Yesus mati menggantikan umat manusia yang berdosa yang seharusnya mati. Paskah merupakan kesempatan kita untuk kembali merenungkan dan bersyukur atas pengorbanan dan kemenangan yang telah dikaryakan oleh Yesus Kristus. Ia mati dan bangkit, batu penutup pintu kubur bergesr dan kosong merupakan saksi bisu.
Kronologi Yesus menuju ke kayu salib secara singkat sebagai berikut : sejak Yesus ditangkap di taman Getsemani, mulai waktu itu pulalah segala penderitaan dialamiNya. IA ditampar, IA didera, IA diludahi, Ia dipukul, IA ditendang, IA dicambuk, IA di lucuti pakaiannya, IA dipaku tangan dan kakiNya, IA di salib, IA ditusuk pakai tombak. Secara manusia Yesus mengalami penderitaan demi penderitaan. Secara psikologis orang yang demikian kondisinya akan marah-marah, dan mengerang kesakitan. Namun dunia kaget, mendengar apa yang diucapkan Yesus di atas kayu salib, kalimat-kalimat demi kalimat yang diucapkan sangat Agung dan spektakuler:
1. Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. (Lukas 23:34)
Yesus berbicara tentang pengampunan, ucapan ini sangat kontroversioanal, sebab saat ini Dia sedang berada di atas kayu salib, dan kepada mereka yang menyelibkanNya, IA berkata, Ampunilah mereka. Di sinilah kita melihat bukti nyata bahwa Yesus itu bukan manusia biasa, IA memiliki karakter khusus sesuai dengan apa yang DIa ajarkan kepada murid-muridnya. Tatkala IA mengajarkan pengampunan, IA bukan hanya sebagai seorang guru yang mengajarkan begitu saja, bukan sekadar pengetahuan tentang pengampunan; tetapi Yesus mempraktekkan pengampunan itu justru pada saat-saat yang sulit. Pengampunan itu berarti perdamaian, pengampunan itu menunjukkan kepada kasih yang bukan sekadar kata-kata.
Perkataan Yesus sekaliguis menemplak kita, bagaimana kita dapat meyembah kepada Tuhan tetapi sementara di dalam hidup kita masih penuh dendam. Kita menjadi pembohong besar bila tidak dapat mempraktekkan pengampunan itu. Lebih baik kita tidak usah mengakui Yesus sebagai Juru Selamat kita jikalau kita masih membalut dendam dalam hidup ini. Jikalau Yesus sudah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa kita masih tidak dapat mengampuni sesama kita.
2. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. (Lukas 23:43)
Kalimat kedua ini ditujukan Tuhan Yesus buat salah seorang penjahat yang juga disalib di sebelah-Nya. Penjahat yang satu ini mengerti benar mengapa dia itu disalib, ia juga sadar benar bahwa Yesus itu tidak bersalah tetapi juga disalibkan. Itu sebabnya ia menegur temannya yang juga disalibkan disebelah Yesus karena dengan nada ngenyek ia mengatakan kepada Yesus bahwa orang lain dapat diselamatkan oleh Yesus, mengapa Yesus tidak menyelamatkan diri sendiri. Sedangkan penjahat yang satu ini berkata kepada Yesus, jikalau Yesus sudah berada di taman Firdaus jangan melupakannya. Itu sebabnya Yesus memberikan pengampunan kepadanya bahkan kehidupan kekal. Coba baca baik-baik Matius 27:44 menyebutkan bahwa semula orang itupun ikut mencela Yesus. Tapi ketika dia menyadari siapa Yesus yang disalibkan disebelahnya itu, maka ia pun beriman kepada Kristus.
Keselamatan itu hanya dapat kita terima oleh karena anugerah, segala perbuatan kita yang baik tidak mungkin memperolehnya. Bukan karena perbuatan kita, bukan karena kita sudah di baptis, bukan karena aktif pelayanan, bukan karena apapun usaha manusia. Perbuatan baik tidak dapat menghapus dosa kita. Contohnya begini; Minggu lalu mobil saya dicegat polisi, saya sendiri tidak merasa bersalah, tetapi polisi itu mendapatkan kesalahan saya yakni, lampu depan mati satu. Itu sebabnya ia memberikan sebuat tiket tilang pertanda saya harus ke bengkel memperbaiki kemudian melaporkan kembali ke ;polisi di mana saja ketemu bahwa sudah diperbaiki, lalu menunggu dua minggu untuk mengetahu berapa harga yang harus dibayar dendanya. Nah , saya tidak bisa katakan pada polisi, saya ini pendeta, saya tidak berbuat jahat, tidak menipu dan sebagainya, bebaskan kesalahan saya. Demikian juga dengan penjahat itu, keselamatan yang diperoleh karena anugerah dan pertobatan, bukan karena perbuatan, apalagi ia adalah seorang penjahat.
3. “Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” (Yohanes 19:26-27)
Jangan pernah mengatakan bahwa orang yang percaya Yesus tidak menghormati orang tuanya. Menghormati orang tua sudah diajarkan oleh firman Tuhan sejak Sepuluh Hukum. Yesus ingin mengajarkan kepada kita bahwa menghormati orang tua itu harus pada masa mereka masih hidup, jangan pada masa hidup ditelantarkan, ntar sudha meninggal baru menangis-nangis.
Yesus memerintahkan murid-Nya, dalam hal ini dikatakan murid yang dikasihNya, diperkirakan Yohanes, lalu Ia katakan pada ibuNya “Inilah Anakmu’ dan “Inilah Ibumu.” Yesus mau katakan bila Aku sudah tidak bersama kalian lagi, engkau Yohanes yang akan mengurus ibu ini.
4. “Eli, Eli lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46)
Salib merupakan penderitaan, secara manusia sebenarnya Yesus tidak mau hal ini terjadi, buktinya di dalam doa-Nya di taman Getsemani IA bermohon agar cawan (penderitaan) ini berlalu, namun bukan sesuai kehendak-Nya , biar jadikan Kehendak Bapa di Sorga. Yesus itu 100 persen manusia, 100 persen pula Tuhan, itu sebabnya jangan sampai katakan IA adalah separoh Tuhan separoh manusia.
Seperti dijelaskan di atas bahwa, Yesus yang tidak berdosa dijadikan berdosa, maka pada saat IA berada di atas kayu salib IA merasakan sepperti Allah meninggalkan DIA, maka dengan suara menjerit IA berkata AllahKu, AllahKu, Mengapa Engkau Meninggalkan Aku.
Orang yang sedang asyik berbuat dosa kadang tidak sadar bahwa sebenarnya ia jauh dari Tuhan, padahal sesungguhnya Tuhan selalu dekat pada-Nya. Namun tatkala orang tersebut mulai sadar dan bertobat, barulah dia benar-benar merasakan rupanya ia jauh dari Tuhan, oleh sebab itu ia harus kembali kepada Tuhan; seperti anak yang hilang itu kembali kepada Bapanya.
5. “Aku haus!” (Yohanes 19:28)
Kata Aku Haus itu membuat orang bertanya-tanya, bukankah Dia yang pernah berkata Akulah Air Kehidupan itu, lalu mengapa merasa haus? Sebagai manusia Yesus merasakan apa itu lapar,capek,sakit dan haus tentunya. Alkitab mencatat bahwa sesungguhnya tatkala Yesus berada di kayu salib di situlah puncak penderitaanNya. Secara manusia Yesus di dalamnya pernah meras lapar, kali ini di atas kayu salib IA merasa haus. Oleh sebab di dalam kehidupan Yesus pernah merasa haus , maka dalam kerohanian kita, iman kepercayaan kita membuat kita yang bersandar pada Yesus tidak merasa haus, karena Yesus itu sesungguhnya Tuhan Sumber Air Kehidupan.
6. “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya”. (Yohanes 19:30)
Kata sudah selesai yang dalam bahasa aslinya “tetelestai”” menyatakan segara rencangan Allah bagi dunia yang dicipta dan dikasihiNya telah digenapkan oleh karya Tuhan Yesus di atas kayu salib, asalkan manusia beriman, ppercaya dan berserah penuh kepadaNya. Inilah Janji sejati dari Allah kita yang maha baik itu.
7. “Ya Bapa, kedalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Lukas 23:46)
Ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa di Sorga , ini artinya Yesus berusaha merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Yesus tahu dan mengerti rancangan Allah yang sesungguhnya, oleh sebab itu walaupun pedih, sakit , hina dan pahit, IA tetap setia menjalani jalannya. Dan berserah sepenuhnya pada Allah.
Tuhan Yesus telajh memberi diriNya sebagai contoh yang sejati, apa itu openyerahan total. Bila kita telah menyerahkan kehendak kita kepada kehendak Allah maka sesungguhnya apapiun yang kita lakukan harus mememcarkan rancangan Allah.,
Melalui 7 perkataan spektakuler Tuhan Yesus di atas kayu salib ini kiranya kita sungguh-sungguh diingatkan selalu bahwa hidup kita adalah anugerah, oleh sebab itu kita perlu sadar bahwa anugerah itu hanya dari kasih Allah kepada kita. Yesus rela mati bagi kita yang berdosa, itulah alasannya DIa diutus ke dunia ini.
Saumiman Saud
Menjelang Peringatan Jumat Agung 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H