Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Oknum-oknum yang Menjegal Ahok

5 Februari 2016   05:56 Diperbarui: 5 Februari 2016   07:00 2952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oknum-oknum yang menjegal Ahok!

Jikalau Gubernur Ahok yang anti korupsi, kerja keras, disiplin, cermat, cepat, lincah, membuat banyak perubahan baru Jakarta dan sebagainya, lalu masih ada yang anti padanya, lalu orang-orang konon ceritanya siap menggantikannya itu sikapnya bagaimana ya? Secara logika saja sudah pasti yang berlawanan dengannya itu artinya mereka yang tidak mempermasalahkan korupsi, Jakarta hanya seperti dahulu saja, macet tidak masalah, banjir biarkan saja, birokrasi makin ketat makin bagus. Dengan demikian maka benarlah orang-orang berkata bahwa di dalam dunia berpolitik tidak ada yang namanya kawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan yang abadi. Tetapi bila anda telah memiliki suatu jabatan maka segala kepentingan pribadi yang abadipun semestinya harus dihapus dan diganti dengan kepentingan umum. Nah kader yang bobotnya seperti ini masih jumlahnya jarang dan sulit ditemukan di bumi pertiwi. Kebiasaan bekerja instant, mark up anggaran sudah merupakan kebiasaan yang kalau dihilangkan oknumnya bakal resah dan marah.

Tatkala koruptor dibiarkan berlalu-lalang maka posisi anda bakal aman-aman saja tidak ada yang mengganggu, tetapi jangan sekali-kali dihalang-halangi. Oleh karena itu maka krisis kepemimpinan yang berkualitas bakal melanda bangsa Indonesia pada saat ini. Para pejabat yang pintar banyak, yang bergelar doktor bahkan professor juga banyak, tetapi yang bersih, jujur dan mau kerja keras, yang ngomongnya masuk akal itu sulit ditemukan. Oleh sebab itu tidak heran Presiden Jokowi sengaja memakai orang yang belum tamat SMA menjadi menterinya, dan Gubernur Ahok sedang memperjuangkan supaya syarat menjadi PNS tidak harus tamat SMA, yang penting jujur, bersih dan kerja keras. Nah saking sulitnya ditemukan lagi kader partai yang kuat yang hendak dipasang untuk bersaing dengan Ahok pada Pilkada 2017 maka selain para partai berkumpul bersama untuk keroyokan juga belakangan ini beberapa partai mengincar-ngincar para pejabat di kota lain yang dianggap mememiliki kualitas lalu hendak dibajak dan diajak bertarung di DKI. Selain itu ada juga partai tertentu yang mencoba memasangkan para artis yang cantik , presenter TV, penyanyi yang terkenal untuk memperamai kancah pertandingan ini dengan harapan karena mereka sudah terkenal dan dikenal, maka dengan tidak terlalu susah berkampanye dan secara gampang diharapkan dapat merebut suara pemilih.

Tidak ada orang yang melarang mereka bertarung, lagi pula tidak ada salahnya, apalagi yang ditampilkan itu lebih baik dan lebih hebat kerjanya dibandingkan dengan pemimpin yang ada saat ini. Jika kepala daerah yang dicalonkan nampaknya tidak begitu bermasalah, karena sedikit banyak mereka sudah mengerti dengan cara dipemerintahan, namun jika artis yang ditempatkan nampaknya agak diragukan, jangan-jangan nanti hanya jadi pengggembira saja atau pemain figuran dan penghias pemandangan acara Pilkada. Namun kalaupun mereka terpilih repot juga karena gaji kepala daerah yang tidak tergolong tinggi, sementara kebutuhan para artis yang sudah biasa besar, misalnya membeli alat rias diri, bedak, Sepatu, Tas bermerek, karena sudah pasti tas yang mereka tidak bakal memakai tas buatan Sidoarjo. Nah, jikalau begini, maka tidak heran bakal terulang kasus seperti mantan gubernur Banten, atau mantan putri Indonesia 2001 yang berada di DPR yang saat ini mendekam di penjara karena kasus korupsi.

Sebenarnya syarat menjadi seorang pejabat yang berhasil bukanlah ketampanan atau kecantikannya, bukan pula ketenaran atau kekayaan, tetapi yang dipentingkan adalah bersih, kejujuran, kesetiaan, kemauan, kerja keras dan integritas tinggi. Jikalau seseorang menduduki jabatan hanya ketampanan dan kecantikan, maka begitu terpilih dia hanya perlu pamer diri kepada rakyatnya, karena keahliannya tidak ada. Belum lagi bila ada motivasi terselubung terutama motivasi yang jahat, maka ia bakal tidak betah duduk diam , konstentrasi bekerjanya bukan memajukan daerah, tetapi bagaimana anggaran itu dapat masuk ke kas pribadi.

Ketampanan, kecantikan dan pengetahuan tinggi tidak begitu penting, jikalau tidak disertai dengan kejujuran dan takut akan Tuhan, karena yang dipilih bukan wajahnya tetapi kepiawainya memimpin. Taat beragama bukan hanya sekadar penampakan di luar tetapi juga dalam praktek kehidupannya sehari-hari. Ingatlah jabatan itu panggilan dan pemberian Tuhan, dan jangan ngotot dan berambisi merebutnya jikalau itu bukan bagian anda, karena di dunia ini masih ada tugas lain yang lebih mulia yang merupakan tugas dan panggilan bagi anda. Dengan demikian maka mereka yang jelas-jelas merasa tidak mampu, yang tujuannya hanya mengganggu dan penggembira lebih baik berpikir ulang, jangan-jangan anda hanya sebagai tumbal dan kelinci percobaan, yang akhirnya hanya menjadi bahan ejekan orang karena ambisi besar yang tidak diperhitungkan matang-matang.

Saud, SF

Media , Februari 2016

 

Catatan, Cover foto di ambil dari : http://megapolitan.kompas.com/read/2016/02/04/19104951/Ahok.Anggaran.UPS.Muncul.ketika.Ada.Dua.Versi.APBD-P

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun