Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Melangkah dengan Pasti

10 Agustus 2015   14:30 Diperbarui: 10 Agustus 2015   14:34 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang merupakan pegangan dalam hidup kita? Rumah mewah? Tabungan yang banyak? Asuransi? Social Security? Saya mau beritahu anda bahwa semua itu tidak dapat menyelamatkan kita. Punya rumah , mobil, tabungan, asuransi, social security hanya “kelihatan”nya menyelamatkan kehidupan kita, tetapi sementara saja, semua itu tidak dapat menyelamatkan nyawa kita. Hari ini bila kita memiliki asuransi yang jumlah angkanya paling besar sekalipun, tidak dapat menyelamatkan kita, bukan jamiman untuk keselamatan kita. Jaminan yang kita butuh adalah suatu jaminan yang real, jamiman yang berbunyi walaupun hidupmu gunda gulana, walaupun hidupmu seakan-akan tidak berpengharapan, walaupun hartamu bukan merupakan jaminan, hari ini Aku yang bernama Yesus, yang telah mati di atas kayu salib karena dosa-dosa kita, dan bukan hanya mati, tetapi sudah bangkit kembali untuk menyelamatkan kita.

Asuransi jiwa adalah, bila kita adalah membernya, maka tatkala jiwa kita hilang, maka uang itu akan diturunkan, jadi asuransi jiwa bukan menyelamatkan jiwa kita. Secara logika, Asuransi kesehatan juga bukan untuk memberi kita sehat, maksudnya kalau kita sakit lebih ringan biaya berobat. Sesungguhnya itu asuransi kesakitan.

Pemazmur tahu jelas, bahwa Pegangan yang memberikan Jaminan pasti hanya Tuhan Allah. Ia memberikan jaminan penuh Kasih. Seperti Kasih seorang Bapa terhadap anaknya yang durhaka yang hilang, yang meminta warisan sebelum orangtuanya meninggal. Warisan yang diterima dihabiskan dengan foya-foya hingga mengalami kebangkrutan dan untuk makan makanan babi saja tidak mendapat ijin. Saat itulah ia teringat akan Bapanya di rumah yang rumahnya memiliki banyak makanan. Itu sebabnya dengan nekad ia kembali ke Bapanya. Penerimaan Bapa terhadap anaknya kembali merupakan kasih yang luar biasa, digambarkan sebagai kasih Allah.

3. Apa tujuan kita di muka bumi ini?

Kita tercipta dan ditempatkan di dunia ini bukan suatu kecelakaan atau kesalahan. Tetapi ini merupakan rancangan Tuhan Allah yang pasti. Kita hidup di dunia ada maksud dan tujuannya. Pemazmur yang biasa melantunkan nyanyian pujian tentu tahu jelas apa sebenarnya tujuan hidupnya di dunia ini. Secara Singkat , hidup adalah persiapan untuk kekekalan. Kita diciptakan untuk hidup selama-lamanya, dan Tuhan menginginkan kita untuk bersama-sama dengan Dia di surga. Suatu hari jantung kita akan berhenti, dan itu akan menjadi akhir dari tubuh kita tapi ingat itu bukan akhir dari kita. Kita mungkin hanya hidup 80 sampai 100 tahun di bumi, tapi kita akan menghabiskan ttahun kekekalan yang tiada habisnhya. Di dunia ini adalah sekedar pemanasan, persiapan untuk yang sesungguhnya. Allah menginginkan kita melatih hidup kita di dunia apa yang akan kita lakukan selamanya dalam kekekalan. Kita diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Hidup adalah sebuah seri dari berbagai masalah-masalah: apakah kita sedang dalam masalah sekarang, baru saja selesai dari satu masalah, atau akan segera masuk dalam satu masalah. Ingatlah Tuhan Allah itu lebih tertarik pada Karakter kita, ketimbang hidup kita yang senang dan nyaman. Tuhan lebih tertarik kepada hidup kita yang jujur dan suci, dari pada kekayaan kita. Tujuan hidup kita adalah menjadi kemuliaan Allah di Surga. Bila hidup kita sudah keluar rel, kembalilah kepada Allah.

4. Di mana kita menghabiskan waktu kekekalan kita?

Pertanyaan ini menarik sekali, di mana, maksudnya letak? Ada banyak orang yang tidak tahu kemana atau di mana dia setelah kehidupan ini. Ada yang berpikir hidup di dunia dan setelah itu selesai. Jikalau Hidup itu begitu saja dan setelah itu selesai, maka Yesus tidak perlu repot mati di atas kayu salib. Karena menganggap remeh maka hidup di dunia dijadikan foya-foya. Saya menerjemahkan hidup berfoya-foya dengan menghabiskan uang seenaknya tanpa tujuan yang positip. Jikalau hari ini engkau rela mengambil tabungan anda untuk diberikan pada orang yang sedang menderita sakit dan tidak ada biaya berobat; kelakuan seperti ini bukan berfoya-foya. Tetapi jika engkau menghabiskan waktu dan hidup anda untuk mabuk-mabukan, narkoba , judi; inilah yang disebut dengan berfoya-foya.

Pemazmur sangat mengerti akan hal ini, itu sebabnya tatkala hidupnya gunda gulana, (ay 5) “Jiwanya hancur ( Ayub 10:16), “Isi hatinya dicurahkan pada Tuhan” (Maz 62 :9). Dengan tidak dapat menahan hati yang petih, teringatlah ia akan keramaian umat menuju Bait Allah. Kejadian seperti ini mungkin pada hari Raya pondok Daun, dimana umat berbondong-bondong ke Bait Allah, dan kalau pemazmur jalan terdahulu, kemungkinan dia adalah kaum Lewi yang memimpin arak-arakan Pujian.

"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir" (Pengkotbah 3:11).

Gereja ini telah kita berlangsung 3 tahun. Secara jumlah kita masih merasa kecil, doa dan air mata senantiasa mengiringi pelayanan ini. Tetapi kami merasakan Tuhan tidak meninggalkan kita. Bagi kami pekerjaan Tuhan di tempat ini bukan pekerjaan yang sia-sia, terutama mengingat bagaimana Tuhan berkarya dari saat kami memulai hingga hari ini. Bila mengingat sejarah gereja di pusat yang sebentar lagi memasuki tahun yang ke 40, dimulai dengan persekutuan di garasi rumah. Sang Gembalanya selama dua tahun tidak menerima gaji, hidup hanya bersandar pada Tuhan. Tetapi Tuhan yang dilayani tidak mati, IA memelihara pelayanan hamba-Nya ini. Saat ini Gedung gereja ini ada di Silver Ave, di Cambridge St, ada cabang di Dali city, San Jose, ada di Van Couver, Swiss, dan di Singapore, bahkan yang di Singapore kita baru membeli gedung baru yang akan diresmikan bulan Oktober ini. Nah melihat kemurahan Tuhan yang begitu nyata dan luar biasa, maka kita begitu yakin Tuhan akan memelihara jemaat yang berbahasa Indonesia. Itu sebabnya mari singsingkan lengan, maju terus pantang mundur. Lihat I Tes 1:5 mencatat “ Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh.”

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun