MENGAPA MASIH ADA JERITAN, 70 TAHUN MERDEKA?
Menjelang Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan yang ke 70 yakni 17 Agustus 2015 tentu segenap bangsa sedang mempersiapkan diri menyambutnya. Kita patut bersyukur karena Tuhan telah memimpin negara dan bangsa yang besar ini dengan beribu-ribu pulau dan ratusan suku di dalamnya, namun ada Bhineka Tunggal Ika dan Bahasa Indonesia yang dapat mempersatukan kita. Kemerdekaan merupakan cita-cita bangsa yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dengan membayar harga yang mahal yakni nyawa dan segenap pengorbanan mereka.
Â
70 tahun Indonesia merdeka, mengapa kita tetap saja dijajah oleh Narkoba, dijajah oleh Koruptor, Dijajah oleh Ekonomi, sungguh menyedihkan jikalau diceritakan. Memang belakangan ini mulai bangkit dibeberapa daerah dengan para pemimpin yang berusaha menerapkan cara bersih di dalam memerintah secara berintegritas, namun acapkali bawahannya masih merasa memiliki kepentingan sendiri, mereka terganggu sekali sehingga mereka tidak mendukung pimpinannya. Hampir setiap hari kita membaca berita-berita miring dan aneh di jaman ini. Â
1. Ada tokoh/ pejabat yang berani berkata lebih baik mereka memilih pemimpin yang koruptor dari pada pemimpin yang dari etnis tertentu.
2. Ada tokoh/pejabat yang berkata jikalau ada wanita di daerah mereka yang tidak berpakaian yang dituntut agama tertentu, maka wanita itu layak dioperkosa?
3. Ada tokoh/pejabat yang berani mengharamkan program pemerintah, walaupun sebenarnya program itu sendiri menurut kalangan orang banyak sangat berguna.
4. Ada tokoh/pejabat yang rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli nasi bungkus dan memberi uang saku kepada orang-orang yang tidak tahu apa-apa untuk demo di berbagai kota, sehingga jalanan menjadi macet, keindahan kota menjadi rusak, keamanan menjadi tidak terjamin, itukah kemerdekaan?
Contoh di atas hanya sekilas yang diingat penulis, masih ada ratusan bahkan ribuan kasus yang terjadi dan itu muncul setiap hari. Apakah para tokoh/pejabat itu tidak memiliki pekerjaan yang lain; hanya memakai waktu mereka berkata-kata miring?.Â