Posisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini disebut tidak dalam posisi ideal.Penyebabnya, Indonesia saat ini masih mengalami deficit neraca perdagangan.Impor tercatat lebih besar dari pada ekspor, yang mengakibatkan rupiah secara jangka panjang akan terus melemah.Disampaikan PLT bidang usaha pertambangan, energi,industry, strategi dan media kementrian BUMN, menyebutkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dalam jangka panjang dalam menyebabkan inflasi.
Karena kebutuhan konsumsi dan produksi kita kontribusinya masih besar dari impor,kalau mata uang tukar artinya akan membayar lebih untuk impor.Kalau begitu,maka harga barang akan naik, impor lebih besar dari ekspor.Pada (2018) 75 persen kita impor berupa bahan baku.Padahal Indonesia saat kaya akan natural resources.Kedepannya di harapkan Indonesia mampu untuk melakukan substitusi barang impor, sehingga bisa menekan impor untuk kestabilan ekonomi dalam negeri.
Besarnya jumlah impor ketimbang ekspor barang yang terjadi di sebuah negara.Padahal, impor di lakukan saat suatu negara mengalami keterbatasan teknologi dan keahlian sehingga membutuhkan barang yang dibawa oleh negara lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Diperkirakan akan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 lebih rendah, yaitu menjadi 5,0 - 5,4 persen, dari perkiraan semula 5,1 - 5,5 persen.Dan kemudian meningkat pada tahun 2021 menjadi 5,2 - 5,6 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu terus didorong sehingga tetap berdaya di tanah di tengah resiko tertunda nya prospek pemulihan perekonomian dunia.Pemerintah juga menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut di topang permintaan domestik yang terjaga, sedangkan kinerja ekspor menurun sejalan pengaruh permintaan dan penurunan harga komonitas.
Permintaan domestik yang tetap baik di topang oleh meningkatnya perdagangan antar daerah seperti wilayah Sumatra.Selain itu, pertumbuhan ekonomi Kalimantan dan Bali masih tetap terjaga di dukung oleh perbaikan ekspor komunitas adanya koreksi perkiraan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama karena pengaruh jangka pendek tertahannya prospek pemulihan ekonomi dunia pusaka meluasnya covid 19, yang mempengaruhi perekonomian Indonesia melalui jalur pariwisata perdagangan dan investasi.
Pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia tatap baik yakni 5,0 persen, meskipun labih rendah dibandingkan dengan percapaian tahun 2018 sebesar 5,17 persen. Kedepannya,bangsa Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat sumber, struktur, kecepatan pertumbuhan ekonomi, termasuk mendorong investasi melalui proyek infrastruktur dan implementasi RUU cipta kerja perpajakan.
Pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi makro seharusnya memiliki hubungan yang timbal balik, karena pembangunan infrastruktur menimbulkan ekspansi, ekonomi melalui efek multifila.
Sementara ekspansi ekonomi menimbulkan kebutuhan untuk menyerap makin besarnya aliran barang dan orang yang beredar atau bersirkulasi diseluruh perekonomian Indonesia.
Infrastruktur fisik yang kualitasnya kurang baik dan menyebabkan masalah yang lebih buruk. Tidak dapat pungkiri, para investor harus mempertimbangkan kondisi Indonesia secara geografis.
Lokasi Indonesia yang terletak digaris khatulistiwa menyebabkan wilayahnya berada di daerah curah hujan tropis berat. Indonesia dapat menyebabkan kerusakan serius termasuk mengakibatkan korban jiwa.
Karena sebagian dari infrastruktur Indonesia tidak cukup kuat untuk menyerap kekuatan gempa itu. Sementara itu, selama musim hujan ( tahunan), pemeliharaan infrastruktur yang buruk juga menyebabkan banjir dan demikian mendorong inflasi karena kurangnya supply, akibat jaringan distribusi yang terganggu.
   Pemerintah Indonesia sadar akan pentingnya untuk memperbaiki keadaan infrastruktur sehingga iklim investasi dan bisnis menjadi lebih menarik saat ini, tidak ada cukup banyak jalan, pelabuhan, dan jembatan di Indonesia.Sedangkan tidak jarang kualitas infrastruktur yang memadai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H