Mohon tunggu...
Ahmad Muarid
Ahmad Muarid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa fakultas dakwah, jurusan Ilmu Tasawuf. IAILM Suryalaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feature Hidup Baru di Pesantren: Menemukan Kedamaian di Jalan Allah

19 November 2024   13:45 Diperbarui: 19 November 2024   13:55 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hidup Baru di Pesantren: Menemukan Kedamaian di Jalan Allah

Di sebuah serambi pesantren, seorang santri duduk dengan Al-Qur'an di tangannya. Dua tahun lalu, ia masih sibuk mengejar tren media sosial dan menghabiskan waktunya di kafe bersama teman-teman. Kini, ia menemukan makna hidup yang sesungguhnya di pesantren.

"Awalnya berat. Aku harus meninggalkan semua yang dulu kuanggap penting," kenangnya. "Tapi di sini aku justru merasa lebih bahagia."

Awal Kehampaan

Santri ini tumbuh di keluarga sederhana di kota. Meski terlihat bahagia di luar, ia sering merasa ada yang kosong. Kegagalan masuk universitas favoritnya membuatnya merenung tentang tujuan hidup. "Aku sadar, aku butuh sesuatu yang lebih dari sekadar kesenangan duniawi," ujarnya.

Berbekal dorongan keluarga, santri ini memutuskan masuk pesantren.

Hidup Baru di Pesantren

Meninggalkan kebiasaan lamanya bukan hal mudah bagi seorang santri. Kebebasan tanpa batas yang dulu dinikmatinya kini tergantikan oleh rutinitas yang teratur. Bangun sebelum subuh, menghadiri pengajian, menghafal Al-Qur'an, hingga menjalani aktivitas kebersihan menjadi bagian dari keseharian. Awalnya, semua terasa berat dan asing.

"Hari pertama di sini, aku ingin menyerah. Rasanya seperti berada di dunia yang sama sekali berbeda," kenang santri tersebut sambil tersenyum.

Namun, sedikit demi sedikit, ia mulai melihat keindahan dalam kesederhanaan hidup di pesantren. Ia belajar bahwa setiap aktivitas, sekecil apa pun, jika dilakukan dengan niat ibadah, akan bernilai pahala.

"Aku mulai menemukan ketenangan saat belajar Al-Qur'an dan mendengar tausiah. Di situ aku sadar, hidup ini bukan hanya soal dunia, tapi juga persiapan untuk akhirat," ujar santri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun