Mohon tunggu...
Ahmad Muarid
Ahmad Muarid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa fakultas dakwah, jurusan Ilmu Tasawuf. IAILM Suryalaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hati yang Tenang, Resep Tasawuf untuk Remajaa di Tengah Tekanan Hidup

19 November 2024   12:40 Diperbarui: 19 November 2024   12:42 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati yang Tenang: Resep Tasawuf untuk Remaja di Tengah Tekanan Hidup
Hidup sebagai remaja di generasi saat ini tidaklah mudah. Tuntutan akademik, ekspektasi keluarga, dan tekanan media sosial sering kali membuat hati terasa sesak. Tak jarang, rasa cemas, overthinking, dan perasaan tidak cukup baik (insecure) menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Lantas, bagaimana cara menemukan ketenangan di tengah tekanan ini?

Tasawuf, sebuah cabang ilmu dalam Islam yang berfokus pada penyucian hati, menawarkan solusi untuk menemukan ketenangan sejati. Lewat ajaran tasawuf, kita diajak untuk tidak hanya mencari ketenangan sementara, tetapi juga memahami makna hidup yang lebih dalam.

Mengapa Kita Merasa Gelisah?
Dalam tasawuf, hati (qalb) diibaratkan seperti cermin. Jika cerminnya kotor, ia tidak mampu memantulkan cahaya dengan baik. Begitu pula dengan hati. Penyebab utama kegelisahan hati sering kali adalah penyakit hati seperti iri, sombong, dan cinta dunia yang berlebihan.

Allah SWT berfirman:
“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Artinya, ketenangan hati tidak bisa ditemukan di luar diri kita, melainkan dalam hubungan kita dengan Sang Pencipta.

Resep Ketenangan Hati ala Tasawuf
Berikut adalah langkah-langkah sederhana dari tasawuf yang bisa membantu remaja menemukan ketenangan di tengah tekanan hidup:

Dzikir: Menenangkan Jiwa dengan Mengingat Allah
Dzikir adalah salah satu cara paling efektif untuk menenangkan hati. Cobalah meluangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk berdzikir. Ucapkan Laa ilaha illallah, Subhanallah, atau Astaghfirullah secara perlahan sambil merenungi maknanya.

Tafakur: Merenungi Kebesaran Allah
Dalam tasawuf, tafakur adalah merenungi ciptaan Allah untuk menyadari betapa kecilnya masalah kita dibandingkan kebesaran-Nya. Duduklah sejenak di tempat yang tenang, seperti taman atau masjid, dan perhatikan alam sekitar.

Tazkiyatun Nafs: Membersihkan Jiwa
Penyucian jiwa adalah inti dari tasawuf. Caranya adalah dengan introspeksi diri dan memohon ampun kepada Allah atas segala dosa. Jangan takut mengakui kelemahan, karena dari sanalah kekuatan sejati berasal.

Syukur: Menghargai Hal-hal Kecil
Banyak remaja merasa stres karena terlalu fokus pada apa yang belum dimiliki. Tasawuf mengajarkan kita untuk fokus pada nikmat-nikmat kecil yang sering terlewat, seperti kesehatan, keluarga, dan waktu luang.

Uzlah: Menjauhkan Diri dari Keramaian
Kadang-kadang, menjauh dari hiruk-pikuk kehidupan, termasuk media sosial, adalah cara terbaik untuk menenangkan hati. Gunakan waktu ini untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan refleksi diri.

Menemukan Makna Hidup
Tasawuf mengajarkan bahwa ketenangan sejati hanya bisa ditemukan jika kita memahami tujuan hidup: mengenal Allah (ma’rifatullah) dan menjalankan perintah-Nya. Ketenangan bukanlah tentang memiliki segala hal, tetapi merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan.

Imam Al-Ghazali pernah berkata, “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.” Sebagai remaja, kita diajak untuk lebih mengenal hati dan jiwa kita, bukan hanya mengejar standar duniawi.

Pesan Penutup
Tekanan hidup mungkin tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa mengelolanya dengan lebih baik. Tasawuf menawarkan jalan untuk menemukan ketenangan, tidak hanya di dunia ini tetapi juga untuk akhirat kelak. Dengan dzikir, tafakur, dan tazkiyatun nafs, hati kita akan perlahan menjadi lebih tenang, siap menghadapi apa pun yang datang.

"Ingatlah, ketenangan tidak berarti tidak adanya masalah, tetapi kemampuan untuk tetap tenang di tengah badai."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun