Mohon tunggu...
Ahmad Muarid
Ahmad Muarid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa fakultas dakwah, jurusan Ilmu Tasawuf. IAILM Suryalaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langit Tak Sama

15 November 2024   14:38 Diperbarui: 15 November 2024   14:50 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua Sejoli

Agus dan Rojali adalah dua anak desa kecil di pelosok Jawa Barat. Persahabatan mereka dimulai sejak usia lima tahun, ketika Rojali dengan polosnya memberikan setengah potong ubi bakar kepada Agus yang menangis karena terjatuh di tengah sawah. Sejak saat itu, mereka menjadi tak terpisahkan. Segala hal mereka lakukan bersama: menggembala kerbau, bermain di sungai, hingga mencuri mangga tetangga.

Namun, hidup di desa tidak mudah. Orang tua mereka bekerja keras sebagai petani kecil, yang penghasilannya sering tak cukup untuk makan sehari-hari. Di usia belasan, Agus dan Rojali sudah ikut mencari uang tambahan. Agus membantu ibunya membuat sapu lidi, sedangkan Rojali bekerja sebagai buruh angkut di pasar.

"Kita nggak bisa begini terus, Gus," kata Rojali suatu malam ketika mereka duduk di bawah pohon besar di pinggir sawah. "Aku mau keluar dari desa ini. Aku mau cari kerja di kota, bikin hidup kita lebih baik."

Agus mengangguk. "Aku juga, Jal. Kita harus sukses, biar orang tua kita bangga."

Mimpi itu mereka genggam erat. Setelah lulus SMP, mereka pun berpisah untuk pertama kalinya. Agus mendapat pekerjaan di kota besar, bekerja sebagai kuli di sebuah pabrik. Rojali, dengan modal tabungan seadanya, merantau ke Jakarta, berharap bisa menjadi pengemudi ojek. Mereka berjanji akan saling berkabar, meski jarang ada waktu untuk itu.

Tahun-Tahun yang Berat

Di kota, Agus memulai hari-harinya dengan kerja keras. Awalnya, dia hanya seorang buruh kasar, tapi sifatnya yang ulet dan kemampuannya beradaptasi membuatnya naik pangkat menjadi kepala gudang. Dari situ, Agus mulai belajar cara berdagang, hingga akhirnya membuka usaha toko kelontong kecil yang kemudian berkembang menjadi grosir besar. Kesuksesan itu tidak datang tanpa pengorbanan, tetapi Agus tahu semua perjuangannya sepadan.

Rojali, di sisi lain, menghadapi nasib yang berbeda. Hidup di ibu kota tak seindah bayangan. Ia sempat bekerja sebagai pengemudi ojek, lalu mencoba menjadi pedagang asongan, tetapi penghasilannya sering kali tak cukup untuk makan. Berbulan-bulan ia tidur di emperan toko, menahan dingin dan kelaparan. Hingga akhirnya, dengan hati berat, Rojali memutuskan kembali ke desa.

Pertemuan Kembali

Bertahun-tahun berlalu. Agus, yang kini menjadi pemilik usaha sukses, memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Ia rindu dengan suasana desa dan teman lamanya, Rojali. Namun, sesampainya di sana, ia mendengar kabar bahwa Rojali telah lama kembali ke desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun