Mohon tunggu...
Saulandari
Saulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Ekonomi Syariah

Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri, Bisnis Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Industri Tempe Rumahan Gampong Seulalah Bertahan di Tengah Badai Covid-19

3 Februari 2022   11:22 Diperbarui: 3 Februari 2022   11:40 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Saulandari (Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri.)

Tempe adalah salah satu produk fermentasi yang umumnya berbahan baku kedelai yang difermentasi dan mempunyai nilai gizi yang baik. Menurut Dewi dan Aziz (2009), secara umum tempe berwarna putih, dikarenakan pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. 

Tempe memiliki aroma yang khas dikarenakan adanya degradasi dari komponen-komponen dari kedelai itu sendiri.

"Pembuatan tempe harus dilakukan dengan benar karena jika tidak maka rasa dan tekstur tempe akan berbeda, makanan tempe ini juga selain diolah dapat juga di makan langsung. Maka dari itu pembuatannya juga haru di lakukan dengan benar benar bersih agar terasa enak dan tidak sangit." Ujar Nek Sima si pembuat tempe.

Tempe merupakan makanan yang kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Menurut Sarwono (2002), tempe memiliki beberapa khasiat terhadapat kelangsungan kesehatan tubuh, yaitu untuk menghindari diare akibat dari bakteri enteropatogenik, dapat melangsingkan tubuh karena dapat menghindari terjadinya timbunan lemak dalam rongga perut, ginjal, dan dibawah kulit perut.

Selain itu, tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Tempe juga mengandung zat penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.

Walaupun dilanda covid, industri tempe rumahan ini memiliki kemapuan yang cepat beradaptasi dengan keadaan sehingga pembuatan tempe sama seperti hari biasa saat sebelum covid dikarenakan jumlah konsumen yang kian banyak membeli tempe. Harga untuk tempe itu sendiri terbilang murah hanya dengan 1.000 rupiah bisa mendapatkan 4 buah tempe untuk saat ini, dan tekadang jika beli banyak akan ditambah beberapa buah tempe sebagai tambahan.

"Selain dipasarkan di pasar, banyak yang beli disini, rajanya tempe goreng juga beli tempe disini. Terkadang juga beberapa hari sekali tempe disini dikirim ke Banda Aceh dengan jumlah banyak" Nek sima menjelaskan bahwa warung terkenal yang berada di Desa Seulalah Baru Kecamatan Langsa lama juga menjadi konsumennya, jadi tak heran jika penjualan tempe semakin meningkat walaupun  ditengah badai covid. Tak hanya orang daerah seulalah, orang dari luar daerah juga membeli tempe disana dan menjadikan tempe sebagai makanan favorite.

Dari penjelasan diatas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan industri tempe rumahan untuk bertahan di tengah covid yaitu, tetap berusaha dan berfikir positif dengan apa yang sedang dijalani, tetap menjalin hubungan baik dengan mitra konsumen sehingga memiliki konsumen tetap, memiliki strategi pemasaran yang baik contohnya seperti memberi tambahan atau diskon terhadap produk yang dijual agar tidak mengalami kerugian karena tempe juga dapat busuk dan harus bisa mengatur pengeluaran dan pemasukan terhadap sebuah usaha.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun