Siaran Pers
Kunjungan Komisi VII DPR ke Inggris
Bahas EBT, Perubahan Iklim hingga Gas Natuna
Jakarta – Rombongan Komisi VII DPR yang membidangani masalah energi, sumberdaya mineral, ristek, dan Lingkungan Hidup akhir pekan ini baru saja tiba dari kunjungannya ke Inggris. Satya Widya Yudha, Wakil Ketua Komisi VII DPR, yang menjadi ketua rombongan menjelaskan, pihaknya berkunjung ke DPR Inggris (UK House of Commons), serta sejumlah lembaga/instansi lainnya yang berkaitan dengan bidang kerja Komisi VII.
“DI DPR Inggris, Kami membahas kerja sama parlemen dan juga pemerintahan,” ujar Satya (Minggu,19 Maret 2017), di Jakarta. Menurut dia, “Rombongan DPR RI diterima counterpart kami di Komisi Parlemen Inggris yang membidangi bisnis, energi dan strategi industri ( Select Committee on Business, Energy and Industrial Strategy ).” Penerimaan kunjungan dipimpin langsung oleh Ketua Komiite Amanda Milling, anggota UK House o f Commones dari Partai Konservatif.
Satya menerangkan, pokok-pokok masalah yang dibahas dalam pertemuan kedua komisi energi dari dua negara ini adalah, tentang strategi Inggris dalam pengembangan energi khususnya dibidang energi baru dan terbarukan (EBT), dan penanggulangan perubahan iklim. “Parlemen Inggris telah menyesuaikan nama Komisi yang membahas energi ini lantaran pemerintahnya telah mengubah nama kementeriannya,” tuturnya.
Pemerintah Inggris telah mengubah nama kementrian yang sebelumnya bernama Kementrian Energi dan Perubahan Iklim menjadi Kementrian Energi dan Strategi Industri. “Komisi di Parlemen langsung mengubah namanya agar menyamai nama kementrian di kabinet. Hal ini mudah dilakukan di Inggris karena mereka menganut sistem kabinet parlementer,” ujar Satya.
Rombongan Komisi VII DPR lantas berkunjung pula ke Kementrian Energi dan Strategi Industri untuk mendapatkan gambaran tentang kerjasama energi antara Inggris dan Indonesia, yg dikenal dg UK-Indonesia Energy Dialogue. “ Kami mendapatkan gambaran model pengawasan disektor ketenagalistrikan yang dilakukan oleh lembaga Ofgem, otoritas netral yang mengawasi ketenagalistrikan, yang kemudian melapor kepada Parlemen,” ucap Satya.
Selama kunjungan hampir sepekan tersebut, rombongan Komisi VII DPR sempat mendatangi kantor pusat BP Plc dan Premier Oil. Kedua korporasi ini telah lama berinvestasi dibidang minyak dan gas bumi di Indonesia. “Kami berdiskusi dengan BP Plc dalam penyajiannya tentang tantangan energi kedepan yang terangkum dlm BP Statistical Review yang dipresentasikan oleh BP Chief Economist - Spencer Dale,” tutur Satya. Deputy CEO Dave Sanyan langsung yang menerima kunjungan Komisi VII DPR ini.
Sedangkan ketika berkunjung ke kantor Premier Oil, penyambutan dipimpin CEO Premier Oil Tonny Durrant. “Kami membahas tentang strategi pengembangan gas di Natuna yang terhubung dengan Vietnam,” tutur Satya.
Rombongan Komisi VII juga berdiskusi tentang aturan perminyakan dan juga pertambangan selama kunjungan tersebut, dengan lembaga riset National Governance Resources Institute (NRGI). Diskusi juga dilakukan dengan Climate Parliament, Inggris. “Mengakhiri kunjungan kami bertatap muka dengan Duta Besar Indonesia Dr. Rizal Sukma yg mengirim senior stafnya dalam mendampingi kunjungan kami,” ujar Satya.
Adapun anggota rombongan Komisi VII DPR yang ikut dalam kunjungan ini adalah Hadi Mulyadi (Fraksi PKS), Ahmad Farial (Fraksi PPP), Doni Oekon (Fraksi PDIP), Kurtubi (Fraksi Partai Nasdem), Zulkiflimansyah (Fraksi PKS), Aryo Djojohadikusumo (Fraksi Partai Gerindra), Farid al-Fauzi (Fraksi Partai Hanura), Agus Sulistyono (Fraksi PKB), Eni Maulani Saragih (Fraksi Partai Golkar), dan Mohammad Nazir (Fraksi Partai Demokrat). Padawaktu kunjungan ke parlemen Inggris ada tambahan rombongan dari anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR. (*selesai*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H