balapan rasanya tidak lengkap dengan adanya Formula 1. Formula 1 rasanya tidak cukup tanpa sebuah cerita melegenda di dalamnya. Saat mendengar kata legenda Formula 1, terukir dalam pikiran yaitu seorang pembalap asal Brasil tak kenal takut, berjaya, dan karismatik, yang dijuluki "The Magic Senna".Â
DuniaAyrton Senna da Silva atau "The Magic Senna", memulai debut pertamanya di Formula 1 pada tahun 1984 bersama tim Toleman Motorsport. Setelah satu tahun debut pertamanya dengan Toleman Motorsport, rasanya tim tersebut tidak setara dengan ambisinya yang tinggi. Senna memutuskan untuk membeli kontrak dan pindah ke tim Lotus pada tahun 1985. Bersama dengan Lotus, Senna meraih enam kemenangan selama tiga musim. Merasa sudah diujung batas performa bersama Lotus, ia memutuskan untuk pindah kepada McLaren pada tahun 1988. Saat itulah ia melukis namanya sebagai seorang legenda Formula 1.
"54 pole position, 35 wins, and three world championship titles" rekor yang luar biasa ia raih bersama McLaren. Senna telah mengukir namanya bersama legenda Formula 1 lainnya bersama McLaren. Pada tahun 1988 disaat McLaren-Honda memenangkan 15 dari 16 balapan dalam satu musim, Senna mengalahkan rekan setimnya Alain Prost dalam gelar perebutan juara dunia pertamanya. Pada tahun 1989 Prost merebut gelar juara dunia ketiga nya. Senna dengan pantang menyerah mendapatkan gelar juara dunia kedua nya pada tahun 1990, mengalahkan kembali Alain Prost yang berada di kuda merah Ferrari. Pada tahun 1991 Senna mendapatkan gelar ketiganya, dengan dominasi yang luar biasa.
"The King of Monaco", gelar yang dimiliki oleh "The Magic Senna", adalah satu-satunya pembalap yang memegang rekor sebanyak enam kemenangan di salah satu sirkuit legendaris yaitu Grand Prix de Monaco. Sirkuit Monako adalah trek balap Formula 1 terpendek yang ada pada kalender balapan hingga saat ini. Ciri khas dari trek Monako sendiri yaitu dengan jalan yang sempit yang penuh dengan tembok di sisi-sisinya. Sangat minim adanya perpindahan posisi atau overtaking pada trek tersebut. Sangat dibutuhkan keberanian, tekad, dan kesempurnaan dalam berkendara saat berada di trek tersebut. Tak heran bahwa Ayrton Senna pantas mendapatkan gelar "The King of Monaco" oleh para penggemar antusias Formula 1.
pada tahun 1987 bersama mobil ikonik berwarna kuning yaitu Lotus, Senna memenangkan balapan pertama di Monako. Dilanjutkan pada tahun 1989 hingga 1993, ia memenangkan lima balapan beruntun selama lima musim bersama dengan McLaren, mengukir namanya lebih tebal lagi dalam cerita legenda Formula 1. Hingga saat ini belum ada yang memecahkan rekor tersebut.
Â
1987 -- Kemenangan pertama dan siraman pangeran
Setelah mengamankan posisi terdepan pertamanya di Monako pada tahun 1985 dan podium kedua pada tahun 1986, Senna pada akhirnya meraih kemenangan perdananya pada tahun 1987, yang pada saat itu ia jauh dari kata favorit bagi para penggemar Formula 1. Nigel Mansell pada saat itu berada pada posisi terdepan memimpin balapan hingga lap ke-29, yang pada akhirnya mengalami masalah dengan mobil Williams-nya. "The Magic Senna"Â mendominasi 49 lap terakhir dengan Lotus kuning ikoniknya. Melakukan selebrasi dengan penuh hingga melanggar protokol saat upacara podium dengan menyiram Pangeran Rainier dengan sampanye.
1989 -- Pemulihan di Monako
Sulit rasanya dalam olahraga untuk bangkit kembali setelah melewati fase kemunduran, Senna tidak mengenal hal tersebut. Pada tahun inilah Senna mendapatkan gelar juara dunia pertamanya. Pada musim ini juga Senna memenangkan balapan keduanya di Monako. Senna unggul finis 52 detik di depan Alain Prost, yang akhirnya memenangkan balapan tersebut. Ia bahkan mengungkapkan bahwa ia sempat kehilangan gigi satu dan dua saat balapan berlangsung.