Mobil parkir ditengah jalan merupakan pemandangan yang sudah biasa di Indonesia. Bahkan yang seharusnya merupakan tempat pejalan kakipun tak luput dari cengkraman parkir liar.Â
Beberapa wilayah sudah beberapa kali ingin menerapkan sistem yang baik agar tidak parkir sembarangan. Sudah hal yang biasa jika terjadi penderekan kendaraan yang tidak parkir pada tempatnya. Masalah penderekan mobil yang melanggar karena parkir sembarangan bukanlah hal luar biasa, termasuk ketika mobil seorang artis atau Ibunya artis yang di derek. Seperti kasus kemaren membuat kita bertanya-tanya, karena tiba-tiba menjadi boomingdan viral di internet.
Seketika seorang aktivis, Ratna Sarumpaet, yang punya segudang prestasi dan penghargaan sebagai figur yang sangat disukai warga, malah berbuat buruk, sudah salah malah ngotot. Ratna ketika itu melawan petugas dishub yang telah menderek mobilnya karena alasan tidak ada palang 'dilarang parkir' disana dan yang parahnya Ratna mengatakan kalau dia akan menelpon Gubernur Jakarta, Anies Baswedan.Â
Hal ini membuat pandangan orang-orang sekitar langsung berpikiran, "kalau punya uang mah kita bisa telpon saja Pak Anies''. Ternyata seperti itulah anggapan orang-orang berduit yang merasa kenal dengan Pak Anies, bisa kapan saja menghubungi Pak Anies seperti menghubungi tukang pijit atau tukang perbaiki televisi atau tukang air dan tukang-tukang lainnya.
Persoalan menjadi semakin panjang ketika Ratna mengaku menghubungi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mobilnya diderek. Selain itu, ia juga mengaku mobilnya dikembalikan pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ratna menyebut, bukan dia yang mengambil kembali mobilnya, melainkan petugas Dishub yang mengantar ke rumahnya.Â
Saat menelepon Anies, Ratna mengaku dilayani staf orang nomor satu di Jakarta itu. Lewat staf itulah, Ratna mendapat informasi bahwa mobilnya sudah bisa diambil kembali. Atas pengakuan Ratna itu, tersirat kesimpulan mobil Ratna "dibebaskan" setelah mengadu ke Anies. Namun, Anies mengakui bahwa ia tidak pernah dihubungi oleh Ratna. Anies terlihat membantah hal itu dengan keras (kompas.com). Namun masyarakat sudah merasa kecewa dengan kejadian ini, membuat Anies semakin rendah dimata masyarakat. Selama ini masyarakat mengira Anies adalah sosok yang memperjuangkan rakyat kecil dan menyetarakan warga dimata hukum. Tapi ternyata 'hukum Indonesia, semakin ke atas semakin tumpul, semakin ke bawah semakin runcing'. Yang artinya hukum pro kepada kaum elite yang berduit, langsung parah dan kejam kepada rakyat kecil yang tak ber-uang.
Mungkin kita tidak akan menyangka seorang Anies yang bersikap santun dan selalu memperjuangkan rakyat kecil melakukan hal tersebut. Namun pengakuan Ratna kepada media menjadi sebuah bukti yang tidak terbantahkan. Dia mengatakan teleponnya ke Anies tersambung, hanya saja tak diangkat.Â
Lalu Ratna menelepon staf Anies dan teleponnya diterima. "(Telepon) Ke nomor Pak Anies. Pak Anies nggak angkat. Lalu saya telepon ke nomor stafnya," kata Ratna saat dihubungi detikcom, Rabu (4/4/2018) malam (detik.com). Memang sebuah retorika belaka ketika Anies mengatakan pro rakyat kecil. Berarti akan ada kemungkinan ketika keluarga pejabat ataupun teman-temannya pejabat, khususnya yang punya nomor Pak Anies akan menghubunginya ketika mobil diderek atau ditilang polisi dan akhirnya bebas deh. Mudah banget ya urusan ketika kenal Pak Anies.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H