Mohon tunggu...
Iya Oya
Iya Oya Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki

90's

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Perlunya Hidup Manusia?

19 Agustus 2019   17:19 Diperbarui: 19 Agustus 2019   17:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
Manusia itu bisa apa sih? Seberapa besar kekuatan manusia yang kecil ini? Di bumi kerjanya saling kalah mengalahkan. Apa itu termasuk keperluan kita untuk hidup? Padahal orang-orang yang mengalahkan itu juga gak akan bisa menang tanpa keberadaan orang yang dikalahkannya. Soal orang-orang kalah itu, mungkin kita pernah berpikir: apa perlunya orang semacam itu hidup? 

Ada yang mengatakan mereka sebagai sampah masyarakat yang tak berguna. Sampah, yaitu sesuatu yang dulu pernah kita gunakan, kita manfaatkan, lalu kemudian kita buang. Artinya, kitalah yang membuat mereka sebagai sampah!! 

Atau jangan-jangan hidupnya orang-orang semacam itu sebenarnya kita butuhkan? Kita butuh mereka untuk kita berbuat baik, atau sebaliknya, kita butuh mereka sebagai kepentingan yang sudah saya bilang sebelumnya. Aneh kan? Kita menyangka kehidupan orang lain tak penting, tidak kita butuhkan, tapi secara tak sadar --dan berdasarkan kenyataan-- kita membutuhkan mereka secara langsung. Artinya, ya mereka perlu hidup.

Seseorang yang tak berdaya, yang hanya bisa berpikir dan menggerakkan matanya sebagaimana Madame Raquin pada karya Emile Zola ternyata begitu berarti bagi Theresa. Padahal tak ada yang bisa dilakukan oleh orang yang sudah lumpuh tak bisa bergerak. Tapi ternyata sisa-sisa kehidupan itu masih membuat eksistensi seorang manusia begitu bermakna, walaupun lagi-lagi itu untuk kepentingan pragmatisnya sebagai seorang pengkhianat.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Tapi kalau kita lihat kenyataan, jangankan untuk kepentingan pragmatis, karena walau tanpa kepentingan apapun kita masih saja  menganggap sesuatu itu tidak ada. 

Dan begitu seorang manusia sudah tak ada, sudah mati dan menjadi benda mati, di situlah baru karyanya maupun segala perbuatannya menjadi begitu berarti. Kan aneh? Ketika ada malah ditiadakan. Begitu sudah tiada, malah diadakan, dikenang, dipuja, dipuji, dibanggakan segala macam.

Heran saya... Sungguh...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun