Mohon tunggu...
Iya Oya
Iya Oya Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki

90's

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keinginan Sang Kekasih

22 Desember 2018   22:00 Diperbarui: 22 Desember 2018   22:36 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman memang punya keunikannya sendiri, dimana setiap masanya pasti terjadi hal-hal yang istimewa. Begitupun saat ini, yaitu saat dimana seorang bajingan bernama Saprol masih bisa bernafas dan menikmati karunia Tuhan.

Berbagai hal terjadi di zamannya. Dari persoalan politik ngaco yang membabi-buta. Persoalan keagamaan yang jungkir balik tak karuan. Bahkan fenomena-fenomena absurd yang tak jelas, tapi nikmat, tapi sebenarnya tak nikmat. Lha, gimana tuh hayo?

Seringkali Saprol ingin membebaskan diri dari satu fenomena aktual dan mengalihkan perhatiannya ke hal lain. Bagi Saprol, media sosial saat ini menjadi tempat yang begitu blekedes sehingga dia mencari sesuatu yang bisa menyegarkan pikirannya. Semacam refreshing gitulah, gaes...

Sayangnya ketika Saprol berusaha membebaskan diri dari suatu persoalan, dia malah terperangkap dan sulit bebas dari hal lain. Maka Saprol pun segera tahu apa keinginan pacarnya.

Ya, Gambalena tentu saja. Perempuan joki balap liar yang juga jago freestyle seperti video berikut.


Keinginan yang sudah terpendam sekian abad itu diutarakan oleh sang kekasih dalam suatu momen ketika mereka asyik berduaan di tengah rel kereta api. Bukan tanpa alasan mereka memilih berduaan di tempat tersebut, karena di situlah hidup dan mati cinta mereka berdua dipertaruhkan. Bahkan pernah suatu ketika dimana Saprol merasa menjadi pahlawan bagi Gambalena. Yaitu ketika mereka asyik berdua dan kereta api sudah semakin mendekat namun Gambalena sulit berdiri karena kakinya kesemutan. Dengan sigap Saprol pun berlari mencari semprotan serangga untuk disemprotkannya ke kaki Gambalena. Begitu bahagianya Gambalena ketika itu. Dan dengan body bak seekor gorila betina, Gambalena pun langsung memeluk Saprol. Benar kan, bahwa hidup dan matinya cinta mereka dipertaruhkan? Sudah saya katakan itu. Percayalah.

Apa yang menjadi keinginan Gambalena terhadap Saprol pada saat itu tentu bukanlah keinginan muluk seperti membangun seribu candi dalam semalam sambil terkantuk-kantuk, kehabisan kopi, kehabisan rokok, di malam yang dingin dan gelap sepi. Tidak. Tidak semuluk itu. Gambalena hanya ingin main stikeran dengan Saprol, sebagaimana hal itu memang sedang tren saat ini.

Gambalena pun menunjukkan sebuah foto di smartphonenya. Yaitu foto saya yang sedang main stikeran berdua dengan Lisa BlackPink. Yaah.. memang seperti itulah Lisa kalau ketemu dengan saya. Kesibukan manggungnya yang sangat luar biasa dengan BlackPink membuat momen perjumpaan itu begitu berkesan. Lisa mengajak saya berstikeran ria.

"Aku yang jadi cute rabbitnya ya," kata Lisa.

"Lha, terus aku jadi apanya?" tanya saya.

"Ya kayak biasa. Kamu jadi orang gilanya."

Saya pun menerima permintaan itu dengan tulus, sehingga jadilah foto ilustrasi yang sudah anda lihat di atas. Gimana gaes? Serasi ya kan?

So... foto itulah yang membuat Gambalena merengek pada Saprol. Tapi Saprol enggan. Dengan niat menjaga imej, Saprol mengelak.

"Gembel..." kata Saprol lembut kepada kekasihnya, "Kamu kan tau kalo aku ini hobinya bahas soal politik, filsafat, atau hal-hal yang berat. Masa' aku harus main gituan sih..."

Gambalena tak terima pembelaan Saprol. Dia mulai duduk di tanah, merengek, menggerak-gerakkan kakinya sehingga debu-debu beterbangan.

"Aaaaaa! Pokoknya aku mau main stikeran, Bep!" rengek Gambalena. "Kalo kamu gak mau nanti aku push up 100 kali lho," ancamnya.

Sebenarnya bukan Saprol tak ingin melakukannya. Tentu saja dia ingin. Tapi jelas bukan dengan Gambalena.

"Shit! Kalau strikeran sama Irene Red Velvet sih aku mau," ucap Saprol dalam hati, dan berharap Irene, sang leader Red Velvet, akan mendengar isi hatinya yang dibawa angin, dan berharap semoga angin itu tidak nyasar ke Samudera Hindia.

"Beeeep... Ayok main strikeran!' rajuk Gambalena yang kini berguling-gulingan di tanah. Saprol diam saja. Dia membayangkan bagaimana asyiknya jika bisa main strikeran dengan Irene yang keibuan itu.


"Beep... Beep... Woi, bajingan!!!" teriak Gambalena kesal lalu jungkir balik 15 kali secara membabi-buta. Padahal sudah jelas, bahwa babi buta pun tak pernah melakukan itu.

Tapi Saprol tetap saja diam bagaikan patung. Saprol sadar bahwa dia tak akan bisa lari dari suatu permasalahan. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi permasalahan itu dengan diam, diam, diam... lalu tersenyum karena dia sedangkan membayangkan Irene tersenyum padanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun