Mohon tunggu...
Iya Oya
Iya Oya Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki

90's

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sikap Kita, di Tengah Kesempatan dan Kesempitan

5 Oktober 2017   20:51 Diperbarui: 7 Oktober 2017   03:06 2393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi, sebuah kesempatan besar di tengah kesempitan yang dialami saudara-saudara Muslim di sana. Apalagi menurut berita yang banyak tersebar, di Inggris saja umat Islam sudah mulai berkembang. Artinya, hal itu juga diikuti dengan usaha intensif mereka untuk terus mempelajari agama, terutama oleh para mualaf di sana. Ada sebuah kesempatan yang berharga bagi mereka untuk memperluas ajaran Islam kepada semua manusia, apapun itu agamanya.

Dari fenomena semacam itulah saya jadi khawatir terhadap umat Islam di sini. Soalnya, bisa saja saudara-saudara di sana bisa lebih paham tentang Islam walaupun jumlah mereka sedikit, sehingga umat Islam di sini kalah dalam aspek kualitas keagamaan. Kalau mereka sudah bisa mempromosikan Islam ke dalam ranah yang lebih holistik dan universal (apakah itu dalam hal kemanusiaan atau kebangsaan), di sini kita justru malah bersikap tertutup bahkan masih saja ada yang mengadu perbedaan paham-paham keagamaan saudara seiman.

Yang pasti, ini permasalahan psiko-sosial yang sudah sedemikian kompleks. Persepsi dan perspektif kita terhadap agama mestinya kita ubah secara lebih luas dan tidak parsial bahkan partikularistis. Ditambah lagi, rasanya tak cukup kalau kita sudah begitu puas memaknai agama sebagai identitas sehingga tak terus menerus memahaminya. Tak ada tahap berhenti selama manusia masih bernyawa. Maksud saya, janganlah identitas keagamaan tadi mengakibatkan orang lain jadi tertipu. Berkostum agamis seolah-olah sudah ahli agama, tapi ternyata tak bisa menerima tanda-tanda kebesaran Tuhan --yang sekali lagi berupa keberagaman kita ini, bagi saya sikap demikian merupakan anomali bahkan sebuah kelucuan.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun