Demokrasi juga Disikapi Secara Fatalistik
Soal sikap demikian pun termasuk kesalahpahaman dalam berdemokrasi. Siapa yang bilang dan berani menjamin demokrasi pasti akan menjamin ketentraman bagi negara, stabilitas pemerintahan maupun kerakyatan? Tidak ada yang bisa menjamin hal itu. Begitu pun terhadap sistem teokrasi, tak bisa kita bersikap fatalistik mengatakan dengan pedenya bahwa urusan kenegaraan dan kemasyarakatan kita pasti akan beres.
Kitalah yang menghidupkan dan membereskan semua permasalahan. Bukan demokrasi atau sistem-sistem lainnya. Kalaupun Tuhan memberikan suatu sistem kehidupan yang paling canggih bagi kita, itupun kalau kita tak benar dalam mengimplementasikannya hasilnya belum tentu beres.
Barangkali kita memang terlalu berketergantungan pada sesuatu. Teriak-teriak kita mengatakan "pakai sistem ini, tinggalkan yang itu!" Seolah-olah kita baru lahir hari ini dan tak pernah melihat sejarah. Bukan sejarah sistem-sistem itu. Bukan. Melainkan sejarah kemanusiaan; watak-watak dan sikap manusia terdahulu dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan. Ya, kepentingan Tuhan itu tak lain memang untuk manusia kan?[]