Mohon tunggu...
Satya Asalogy
Satya Asalogy Mohon Tunggu... -

- menolak adanya penggiringan opini media masa\r\n- berbagi info pada member lainnya agar tidak menjadi korban media "sesat"\r\n-mencari pencerahan dari sesama member

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengantar IPL menuju La Liga

28 Januari 2012   04:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang mungkin sepakat jika Liga adalah sumber utama skuad Timnas. Apabila liga disuatu Negara bergulir dengan baik (baca: dikelola secara professional, menjunjung sportifitas dan berprestasi) tentunya akan menghasilkan Timnas yang tangguh dan bermental juara. Maka tak heran jika Sepp Blatter secara eksplisit memuji La Liga sebagai Liga terbaik sekolong jagat dan bahkan meminta English Premier League (EPL) untuk mencontohnya. Pernyataan orang nomor satu di jagat persepakbolaan didasarkan pada fakta bahwa ada total 8 pemain (2 dari Real Madrid, 6 dari Barcelona, sisanya dari Liga Italia) dari perwakilan La Liga yang masuk FIFA World XI 2011 serta pencapaian timnas Spanyol yang berhasil meraih Piala Dunia 2010. Lebih dahsyat lagi adalah pemain di skuad timnas Spanyol semua merumput di La Liga.
Kita kembali ke dalam negeri. saat PSSI mengumumkan bahwa sesuai ketentuan FIFA, hanya pemain dari liga resmi (IPL) yang boleh bermain di Timnas maka tak sedikit orang yang mencibir, apatis dan mungkin di benak mereka “Bisa apa Timnas tanpa Bepe, Boaz, Gonzales, dan temen2 ISLnya?” atau “Ga usah nonton Bahrain vs Indonesia ah, malu kita ntar cuma jadi lumbung gol”. “Apaan tu IPL? Cuma ada Persebaya n PSM doank” Hayoo… diantara pembaca ada ga yang begitu?
Well, tanpa bermaksud mengecilkan jasa Bepe, Boaz dan Gonzales, justru menurut saya pribadi, pertanyaannya harusnya dibalik “Emangnya dengan Bepe, Boaz dan Gonzales udah juara apa?”, “Emang kapan kita ga jadi lumbung gol kalo lawan tim2 besar???” , na untuk yang ketiga, ayo kita bahas tersendiri. Catatan: Untuk yang masih meragukan IPL tolong dibuka matanya dan juga mata hatinya.
Fakta pertama: Sejarah mencatat bahwa La Liga mulai digulirkan pada tahun 1929 dengan peserta hanya 10 tim (tuh kan masih lebih banyak IPL yang sekarang 12 tim). 7 tim diantaranya adalah Real Madrid, Barcelona, Real Sociedad, Athletic Bilbao, Arenas Club de Getxco dan Real Union. Jadi apa yang salah dengan peserta IPL (yang memang kompetisi baru/ hasil reset kompetisi) sebanyak 12 tim?
Fakta kedua: Seiring perjalanan kompetisi yang pernah berhenti karena dilanda perang ini, akhir-akhir ini hanya ada 2 klub yang bersinar di La Liga, yaitu Real Madrid yang menjadi tim juara LC terbanyak dan Barcelona (tim dengan permainan fantastis dari galaxy lain). Ada kemiripan meskipun di level yang berbeda dengan IPL saat ini yang dikatakan hanya bermodal Persebaya dan PSM.
Fakta ketiga: Sumber utama Sang Juara Dunia bertumpu pada Real Madrid dan Barcelona, mirip dengan Skuad Garuda saat ini yang didominasi oleh punggawa Persebaya dan PSM.
IPL emang masih bayi, inilah yang kita harapkan sebagai embrionya La Liga-nya Indonesia. Saya katakan sebagai harapan karena janji dan program yang diusung pengurusnya memang menuju kearah pembinaan sepakbola yang lebih baik. Lima program tersebut, di antaranya pembenahan organisasi yang berorientasi melayani kebutuhan anggota, pembinaan usia dini, peningkatan kualitas wasit serta pelatih, menjalankan program sports science, menjalankan kompetisi yang baik yakni kompetisi yang bermuara ke Timnas Indonesia dan enam generasi Tim Nasional.
“ Ibarat jabang bayi Tetuko (Gatotkaca) yang baru lahir kemudian diambil para Dewa untuk melawan Raja Raksasa Prabu Kalapracona yang bernafsu untuk memperistri bidadari nan cantik. Tetuko terlebih dahulu digodok dan dilebur bersama senjata para dewa di kawah Candradimuka. Tetuko kemudian dipersenjatai dengan Caping Basunanda, Kotang Antakusuma, dan Terompah Padakacarma. Maka menjelmalah Tetuko menjadi Gatotkaca sang satria pilih tanding yang berotot kawat tulang besi dan dengan mudah mengalahkan sang Raksasa”
Siapa Tetuko, Gatotkaca dan sang Raksasa dalam dunia sepakbola kita? Silahkan anda tafsirkan sendiri. Satu janji saya, Meskipun tetangga sebelah mentertawakan, Saya akan menjadi orang yang tetap bangga meskipun Timnas kalah dari Bahrain berarapun skor akhirnya.
Bravo IPL, jadilah sehebat La Liga, ayo Garuda Muda, buktikan kamu tak kalah dengan Garuda Sepuh. Kick Politics Out from Football.
------------------------------

copas by :
www.dukungpssi.info

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun