Mohon tunggu...
Aris P. Zebua
Aris P. Zebua Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seharusnya pendidikan merupakan hadiah bagi semua orang | Blog pribadi: satyaaris.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pendekatan Menuju Filsafat Pendidikan

14 Oktober 2019   17:00 Diperbarui: 14 Oktober 2019   17:09 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kedua, apa implikasi hubungan itu dalam kaitannya dengan sifat dan susunan (hakikat dan organisasi) pengajaran? Apa sajakah tujuan-tujuan pendidikan, dan bagaimana mestinya tujuan-tujuan itu ditanamkan lewat kurikulum dan pedoman pengajaran?

Empat sistem filsafat pendidikan

Seperti diketahui secara umum bahwa terdapat empat sistem filsafat pendidikan, antara lain: perenialisme, esensialisme, progresivisme, dan rekonstruksionisme. Di sini penulis akan memberikan ringkasan.

Perenialisme adalah sudut pandang yang menganggap sasaran pendidikan adalah "kepemilikan atas prinsip-prinsip tentang kenyataan, kebenaran, dan nilai; yang abadi, tak terikat waktu, tak terikat ruang". Pandangan ini berusaha memulihkan tolok ukur mutlak yang mengatur dunia zaman kuno dan zaman pertengahan. Tolok ukur zaman dulu dianggap mampu mengatasi tantangan dunia zaman ini dan masa depan.

Esensialisme adalah pandangan yang berpegang pada pernyataan bahwa alam semesta diatur oleh hukum yang mencakup semuanya serta tatanan yang sudah mapan sebelumnya, karena itu tugas utama manusia adalah memahami hukum dan tatanan ini hingga ia bisa menghargai dan menyesuaikan diri dengannya. Sasaran sekolah adalah mengenalkan siswa pada karakter dasar alam semesta yang teratur itu, dengan cara mengenalkan warisan budaya. Esensialisme dilandasi oleh prinsip-prinsip klasik dari realisme dan idealime modern.

Progresivisme merupakan pandangan yang menganggap bahwa tujuan pendidikan adalah melatih kemampuan berpikir menyeluruh sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Pandangan ini ditopang oleh pragmatisme. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis, untuk membuat siswa lebih efektif dalam memecahkan berbagai masalah.

Rekonstruksionisme adalah pandangan bahwa sekolah semestinya diabdikan kepada pencapaian tatanan demokratis yang mendunia. Sekolah merupakan agen perubahan sosial. Pandangan ini menekankan bahwa sekolah mesti memiliki hubungan dengan masyarakat.

Perenialisme, esensialisme, dan progresivisme memiliki kesamaan yaitu lebih fokus ke dalam. Maksudnya adalah ketiga pandangan tersebut menggeluti pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti apa tujuan pendidikan? Apa yang harus diajarkan? Nilai-nilai apa saja yang harus ditanamkan di sekolah? bagaimana cara mengajar?

Sementara rekonstruksionisme agak berbeda. Pandangan ini tidak hanya mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan di atas. Ia lebih jauh lagi mengajukan pertanyaan seperti: bagaimana hubungan antara sekolah dan masyakat? Individu seperti apa yang akan dihasilkan oleh sekolah ketika ia berada dalam masyarakat? Masyarakat seperti apa yang akan dihasilkan oleh sekolah?

Sebenarnya keempat aliran filsafat pendidikan di atas, meskipun sudah dikenal secara luas, menurut penulis terlalu sederhana. Perkembangan zaman memunculkan aliran-aliran filsafat pendidikan terkini yang lebih beragam dan sesuai dengan konteks abad ini.

Pendidikan di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun