Mohon tunggu...
Aris P. Zebua
Aris P. Zebua Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seharusnya pendidikan merupakan hadiah bagi semua orang | Blog pribadi: satyaaris.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengamati Kinerja Guru

11 November 2018   21:42 Diperbarui: 11 November 2018   22:08 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada kesempatan ini, saya menuliskan pengamatan sederhana saya tentang pengukuran kinerja guru. Pengukuran kinerja guru pada kenyataan tidak membawa perubahan signifikan pada kualitas pendidikan kita. Malahan survei baru-baru ini mengungkapkan bahwa peringkat anak Indonesia semakin menurun secara global. Ini bisa berarti bahwa guru kurang berhasil mencerdaskan anak bangsa. Guru adalah ujung tombak pendidikan. Meskipun demikian, tulisan ini hanya sekadar opini dan subjektif. 

Awalnya tulisan ini hanya catatan pribadi. Aku suka menuliskan unek-unek tentang apa saja termasuk pekerjaanku. Aku punya prinsip bahwa untuk belajar menulis, ya, banyaklah dan seringlah menulis. Kualitas nanti saja. Kuantitas mendahului kualitas. Nah, daripada tulisan ini tersimpan begitu saja di laptop, lebih baik membagikannya kepada khalayak. 

Saya memulainya dengan sebuah kalimat: pengamatan itu sendiri mengganggu fenomena yang terjadi. Ini adalah asas ketidakpastian Heisenberg dalam fisika. Namun, dalam tulisan ini saya tidak akan membahas fisika. Mungkin saja kalimat tersebut bisa digunakan untuk bidang pendidikan. Barangkali. 

Langsung saja, saya pernah dipercayakan untuk mengamati rekan guru mengajar. Awalnya tidak nyaman karena setiap guru memiliki privasi tersendiri saat di dalam kelas. Tapi, karena ini adalah tugas, maka saya pun melaksanakannya. Tujuan berada dalam kelas sambil mengamati rekan guru adalah dalam rangka supervisi untuk melakukan penilaian kinerja guru. 

Saya mengamati setiap aktivitas di dalam kelas termasuk kelengkapan administrasi guru. Beberapa hal yang dapat kubagikan tentang kegiatan supervisi ini. 

Setiap guru mempunyai gaya tersendiri saat mengajar. Bisa dikatakan sebagai ciri khas seorang guru. Menariknya adalah aku sendiri makin melihat begitu banyak ciri khas yang selama ini aku tidak miliki. Ini memperkaya pengetahuanku akan variasi mengajar di kelas. Tentu ini menambah referensiku dalam mengembangkan diri di dunia belajar mengajar. 

Umumnya guru akan merasa terganggu bila ada orang lain yang memerhatikannya mengajar di kelas. Ketika berada dalam kelas guru serasa menjadi 'raja'. Keberadaan orang lain akan menjadi 'ancaman' yang membuat tidak nyaman. Seakan-akan wilayahnya direbut oleh musuh.  Atau, serasa dirinya ditelanjangi.  Keberadaan orang lain membuat tidak percaya diri, terlebih bila yang berkunjung adalah pimpinan atau pengawas sekolah. Ini semakin membuat gugup. 

Sebaliknya, seorang guru jarang sekali mengunjungi kelas lain untuk mengamati rekannya mengajar dengan tujuan untuk belajar. Jarang sekali melakukan studi banding ke kelas di mana rekan guru sedang mengajar. Bahkan mungkin tidak pernah sama sekali. Menurutku, penyebabnya adalah setiap guru sudah merasa kompeten sehingga tidak perlu belajar dari sesama guru. Bisa pula karena gengsi. Apalagi kalau sudah berstatus guru 'senior'. 

Lain lagi ceritanya dengan relasi senior-junior antarguru ini. Guru junior biasanya menggebu-gebu, banyak ide, dan sering 'melawan' aturan yang telah berlaku lama. Guru junior juga pandai bergaul dengan siswa. Tidak jarang hubungan guru dengan siswa seperti sahabat. Berbeda dengan guru senior yang cenderung menjaga wibawa dan 'ditakuti' oleh siswa. Bukan karena menakutkan, tetapi lebih karena dianggap 'orang tua'. Takut kualat kalau dilawan. Hehehe. 

Demikian pula dengan respons siswa berbeda-beda pada setiap guru. Di kelas yang sama dengan guru yang berbeda, suasana kelas ikut berubah. Beberapa siswa terlihat bersemangat ketika guru tertentu yang mengajar, namun pasif ketika guru lain yang masuk kelas. Bisa jadi ini dipengaruhi oleh karakter guru sendiri yang memang disenangi (atau sebaliknya) oleh siswa atau karena mata pelajaran yang diminati oleh siswa. 

Barangkali siswalah yang bisa menilai seperti apa guru mereka; cara mengajar, kepribadian, candaan, kebiasaan guru saat di kelas, para siswalah yang tahu. Sayangnya, jarang sekali sekolah meminta pendapat siswa dalam rangka evaluasi kinerja guru. Lagi-lagi karena guru umumnya merasa siswa adalah objek dan akan berkata dalam hati, 'tahu apa mereka?' Hanya sedikit sekolah yang melibatkan pendapat siswa untuk mengukur kinerja guru. Umumnya, kinerja guru dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun