Sebaiknya para pendidik lebih melihat ke masa depan. Bukan tidak mungkin pendidik juga harus melek teknologi agar bisa "nyambung"dengan generasi sekarang dalam melakukan pendampingan.
Peran pendidik di sini sebagai fasilitator. Dan yang paling penting adalah menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai pedoman hidup mereka, bukan memaksakan "gaya hidup" saat ini. Itulah tugas pendidik yang tentu dimulai dari keteladanan dari pendidik itu sendiri.
V
Dunia kita saat ini begitu kompleks, bergejolak, penuh ketidakpastian dan ambigu. Arus informasi begitu deras mengalir dan kita sangat mudah mengaksesnya. Informasi satu belum selesai dicerna, sudah muncul lagi informasi baru. Kita menjadi susah mengolahnya sehingga kadang kita tidak lagi kritis menanggapinya.
Untuk menghadapi dunia yang seperti ini kita perlu beradaptasi dan berinovasi di bawah tekanan yang berat. Begitulah kata pemateri Tumbur Tobing. Pemateri ini sangat saya kagumi karena beliau seorang yang memiliki ketajaman analisis dan kecerdasan yang luar biasa. Salah satu materi yang beliau sampaikan akan saya bagikan di sini -- saya tidak mungkin menyampaikan semuanya di sini.
Kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pendidik zaman ini adalah kelenturan berpikir, kemampuan mengeksplorasi argumen atau ide, kemampuan mengelola informasi dengan cepat, kemampuan mengontrol ide dan menghubungkan ide satu dengan ide lainnya, serta kemampuan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Mengontrol ide maksudnya adalah menjaga agar hasil suatu ide tidak melantur kemana-mana.
Beliau membagi dua generasi dalam pendidikan. Digital immigrants dan  digital native. Yang pertama merupakan generasi yang baru mengenal dunia digital setelah dewasa yakni orang tua, guru atau dosen. Yang kedua adalah generasi yang sejak lahir sudah mengenal gadget.
Ada jurang antara dua generasi ini. Karena itu diperlukan jembatan untuk menghubungkan keduanya. Jembatannya adalah eksplorasi ide-ide, melakukan proyek berbasis kelompok/grup, membangun komunikasi dan diskusi.
Seharusnya pendidik tidak boleh lagi "alergi" dengan segala sesuatu yang digital. Malahan pendidik didorong untuk menguasainya dan memanfaatkannya secara optimal dalam pembelajaran.
Demikianlah tulisan sederhana ini yang lebih mirip curhatan hehe. Sebenarnya isi seminar Areopagus ini jauh lebih banyak dan sangat menginspirasi. Sayang sekali, justru peserta yang hadir sangat sedikit dari kalangan guru. Semoga tahun depan diselenggarakan kembali dengan mengundang pemateri yang hebat, bahkan kalau bisa mengundang pemangku jabatan yang berkuasa dalam mengutak-atik kebijakan pendidikan hehehe.