Apakah masih ada harapan? Tentu masih ada. Di tengah kesibukan karena pekerjaan, kita masih bisa menemukan ada orang tua yang meluangkan waktunya untuk mengantarkan anak ke sekolah. Saya sering mengamati beberapa orang tua, ayah atau ibu, mengantarkan anak sampai pintu gerbang sekolah atau sampai batas antar. Mereka akan membiarkan anak mereka jalan sendiri membawa tas dan perlengkapan. Seolah-olah melepas anak ke dunianya sendiri -- memercayakan anak sepenuhnya kepada guru. Baru kemudian mereka pergi.
Saya jadi teringat mengenai pendidikan ala Sparta, sebuah provinsi di selatan Yunani. Ketika berusia enam atau tujuh tahun, anak laki-laki diserahkan kepada negara untuk dididik. Mereka dididik agar memiliki keberanian melalui cerita-cerita patriotisme para senior mereka. Tidak hanya itu, negara memberikan barak yang jauh dari kata nyaman. Kadang mereka tidur di alam terbuka. Mereka benar-benar terpisah dari keluarga.
Mungkin pendidikan ala Sparta ini terlalu keras bagi anak zaman sekarang. Namun ada hal baik yang bisa ditiru. Yaitu anak dididik untuk mandiri dan berani menghadapi hidup. Itulah kelemahan anak sekarang. Terlalu dimanjakan oleh orang tua. Yang kita perlukan adalah para orang tua kembali menjalankan perannya dengan benar dalam mendidik anak. Sekolah juga harus menjamin pendidikan berkualitas pada setiap peserta didik.
Referensi:
History of Education (Levi Seeley)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H