Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Investor Narsis: Menyadari Peran Keberuntungan dan Kemalangan di Awal Perjalanan Investasi

30 Juli 2024   13:07 Diperbarui: 30 Juli 2024   13:09 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://collections.etoncollege.com/black-swans/

Kita dapat mengambil pelajaran dari kebodohan orang lain, tapi sampai kita mampu memahami apa yang terjadi di balik tragedi finansial orang lain, kita tidak kebal terhadap kemungkinan tragedi serupa mendera kita.

Hal kedua yang patut diingat adalah apa yang disebut oleh Robert Greene dalam The Laws of Human Nature sebagai narsisisme. Suka tidak suka, sampai pada batas tertentu, kita semua memiliki tendensi narsisistik, yaitu kecenderungan untuk melihat ke dalam dan berfokus pada diri kita.

Semakin dalam kita terjerat narsisisme, semakin jauh kita terhubung dengan dunia nyata. Kita mudah mengatribusikan kemujuran pada kemampuan diri yang boleh jadi tidak seberapa hebatnya. Sebaliknya, kita mudah mengambinghitamkan hal-hal eksternal seperti orang lain hingga dunia yang acak sebagai penyebab kemalangan.

Untuk melawan narsisisme, kita perlu membalik fokus diri pada dunia dan orang lain di luar sana. Menghampiri dan mengamati tanpa asumsi awal yang sembarangan, kita membuka diri terhadap kemungkinan untuk belajar lebih banyak hal. Ini yang kerap disebut sebagai empati.

Melalui empati juga, kita mampu menyelami keadaan orang lain guna meningkatkan pemahaman kita sebagai investor. Dengan empati, kita mungkin akan menyadari bahwa Warren Buffett dapat menjadi seperti sekarang karena secara psikologis ia memiliki banyak atribut yang cocok dengan karakteristik investor legendaris yang sukses besar.

Dengan empati juga, kita mungkin akan memahami bahwa bagi sebagian orang yang hidupnya kurang beruntung, tidak banyak peluang untuk dapat mencapai kekayaan. Perjudian seperti misalnya yang mereka lakukan dengan aset kripto adalah momen langka di mana mereka dapat memperoleh kesempatan untuk mengubah nasib dalam sekejap.

Menjadi seorang investor pada mulanya adalah tentang menyadari batas kemampuan diri dan juga peran keteracakan dunia dalam membentuk masa depan keuangan kita. Dan untuk sampai pada penyadaran ini, ada baiknya kita menurunkan ego dan narsisisme kita sedikit demi sedikit.

Ah, sudah hampir waktunya istirahat siang usai dan pasar saham kembali dibuka...

Bibliography

  • Greene, R. (2018). The Laws of Human Nature. Viking.

  • Housel, M. (2020). The Psychology of Money: Timeless Lessons on Wealth, Greed, and Happiness. Harriman House

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun