Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar Investasi Saham dari Budidaya Jahe? Kenapa Tidak?

10 Agustus 2020   08:00 Diperbarui: 10 Agustus 2020   08:11 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Bursa Efek Indonesia | Sumber Gambar: money.kompas.com

Sejalan dengan itu, berinvestasi saham juga perlu mempertimbangkan momentum yang tepat untuk masuk. Trader biasanya menggunakan analisis teknikal dengan cara membaca grafik pergerakan harga jangka pendek untuk mengetahui momentum tersebut. Sebagai investor, penulis pribadi lebih suka melihat kondisi ekonomi secara garis besar dan dengan horizon waktu yang lebih panjang. 

Waktu terbaik untuk masuk biasanya ketika terjadi koreksi akibat suatu krisis, misalnya saja pada saat krisis ekonomi 2008 atau pada awal tahun ini ketika berita tentang pandemi memberikan sentimen negatif yang kuat bagi terjadinya koreksi harga secara mendalam. Ini adalah "kemarau" yang dapat Anda manfaatkan untuk "bertanam" sebelum masuk "musim hujan" di mana Anda idealnya melakukan "panen".

Setelah menanam jahe, jangan lupa untuk rutin menyiramnya paling tidak sehari sekali untuk menjaga kelembaban tanah, sembari juga sesekali memberikan asupan organik, entah menggunakan remahan daun dan dahan kering, sampah dapur, hingga buah yang jatuh di pekarangan. 

Penulis sendiri telah terlebih dahulu mengubur sebagian benda ini di dalam pot sebelum menanam jahe sehingga sejalan dengan proses pertumbuhan jahe, sampah organik ikut terurai dan nutrisinya dapat langsung digunakan oleh tanaman jahe. Alhasil, penulis hanya perlu menyiram tanaman hingga panen tiba.

Mirip dengan proses ini, investasi pada saham juga sebaiknya diberikan waktu untuk bertumbuh. Kecuali jika Anda trader, Anda harus menyadari bahwa value dari investasi Anda ini sejatinya berasal dari kinerja bisnis perusahaan itu sendiri. Nilainya tumbuh sejalan dengan pertumbuhan aset, ekuitas, penjualan, keuntungan, dan sebagainya. 

Anda dapat secara aktif berpartisipasi dalam merawat saham Anda, misalnya dengan berpartisipasi di RUPS untuk memberikan input dalam penentuan arah kebijakan dan jajaran di manajemen yang mengelola perusahaan untuk Anda. Lagi-lagi, sebagus apapun emiten yang Anda pilih di awal, sebagaimana umbi jahe yang berkualitas, apabila tidak diberi perawatan yang baik, pertumbuhan dan imbal hasil yang diberikan tidak akan optimal. Ini termasuk juga dengan cara mengendalikan "hama" yang mungkin menjangkit perusahaan.

Setelah semua kerja keras sejauh ini, tentu Anda berhak memperoleh hasil panen yang sepadan. Di sinilah kebijaksanaan dan kematangan Anda dalam menanam jahe diuji. Jika Anda mengalami gagal panen, tentu langkah selanjutnya yang logis adalah kembali menanam (tentunya setelah Anda merevisi dan menemukan apa yang salah). 

Namun jika Anda ternyata sukses, tantangannya justru lebih berat. Apakah Anda lebih memilih untuk langsung memanen semua jahenya dan mengkonsumsinya sampai habis? Atau Anda tanam sebagian atau bahkan seluruhnya kembali supaya di musim panen selanjutnya jahe Anda semakin melimpah? Atau bagaimana jika daunnya saja yang dipanen untuk dimasak menjadi makanan dan minuman, sementara jahenya ditanam kembali?

Seperti yang Anda lihat di sini, banyak opsi yang dapat Anda ambil sehubungan dengan hasil panen jahe Anda. Yang membedakan antara pembudidaya yang hebat dan yang biasa-biasa saja justru terletak pada sikap yang mereka ambil terhadap hasil panen yang sukses. 

Sama halnya dengan ketika investasi saham Anda terbukti sukses dan mendatangkan imbal hasil. Apakah Anda akan memanen semuanya dalam bentuk capital gain untuk Anda konsumsi sampai habis? Ataukah Anda akan menanam seluruh atau sebagian hasil penjualan dan profit Anda ke saham yang sama dan/atau saham lain yang juga berkualitas? Ataukah Anda menahan sejenak hasil tersebut dalam bentuk uang tunai untuk diinvestasikan ketika momentumnya sudah tepat? Ataukah Anda memutuskan hanya akan menikmati dividennya saja seumur hidup?

Kita tentu mengharapkan khasiat dari imbal hasil investasi saham yang sepadan dengan semua perjuangan yang selama ini dicurahkan. Kendati demikian, kita juga tidak boleh lupa bahwa terdapat hal-hal tidak terduga yang dapat terjadi kapan pun dan mempengaruhi keseluruhan investasi saham kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun