Menteri BUMN Erick Thohir memiliki prestasi cemerlang. Kepercayaan dirinya unjuk gigi pada forum-forum resmi lokal maupun internasional, meyakini publik bahwa Indonesia bisa setara dengan negara manapun di dunia.
Bagi kaum muda, karakter dan karir seorang Erick Thohir dicap sebagai idaman. Mantan Bos Inter Milan itu adalah wujud nyata dari mimpi-mimpi generasi muda.
Kecemerlangan Erick Thohir di dunia internasional menjadi hal yang paling disukai. Di dunia bisnis, Erick adalah salahsatu yang terbaik di Indonesia. Soal olahraga, dia menjadi orang Asia pertama yang punya klub Basket NBA Philadelphia 76-ers serta klub Serie A Internazionale Milan serta DC United USA. Â
Ngurusi BUMN? Itu juga jadi catatan paling ciamik Erick Thohir. Tak cuma soal laba, BUMN di era-nya kini perlahan bertransformasi jadi perusahaan sehat dan profesional menjunjung nilai-nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif serta Kolaboratif (AKHLAK). Sehingga BUMN mampu berdaya saing seiring banyaknya investor asing masuk ke tanah air.
Tapi sebelum itu, kita telah melalui dan menghadapi pandemi Covid-19 bersama. Tanpa grasak-grusuk tanpa chaos, media asing menilai bangsa Indonesia berhasil menangani pandemi dengan baik.
Motto Recover Together Recover Stronger yang digaungkan dalam KTT G20 di Bali kemarin rasa-rasanya tak hanya sekadar slogan. Sebab Indonesia kini mulai memulihkan kembali jati diri dan ekonominya. Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pun menjadi program yang bermanfaat bagi rakyat.
Selain ketenangan Presiden Jokowi, peranan Erick Thohir tak bisa dikesampingkan dalam keberhasilan penanggulangan covid-19 tersebut. Sebab Erick adalah Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN).
Erick benar-benar bisa meyakini kita, bahwa sistem tanpa kepemimpinan positif hanya akan menjadi bahan bacaan. Namun kepemimpinan tanpa sistem, justeru berpotensi korup. Keduanya harus berjalan seiring dan bersanding.
Quotation ini yang acapkali disuarakan Erick. Di forum-forum internasional, seminar lokal maupun kuliah umum di hadapan kawan-kawan mahasiswa.
Lulusan Universitas Nasional California ini memang sedang jadi idaman anak muda. Erick yang menjiwai sepakbola, film dan ekonomi kreatif telah berhasil merebut hati generasi.
Lalu sejauh mana kita bisa mengaitkan seorang Erick dengan Pilpres 2024 mendatang?
Meski terbilang baru dalam dunia politik, karir politik seorang Erick Thohir bukan sembarangan. Orang masih ingat bahwa dia dipercaya menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019. Erick juga merupakan otak di balik kesuksesan Asian Games 2018 di Indonesia karena dia adalah Ketua Panitia-nya. Dia punya  modal ekonomi, kultural dan modal sosial.
Catatan apik ini menjadi penyempurna bagi para Calon Presiden yang namanya digadang-gadang maju di Pilpres 2024. Erick yang humble dan komunikatif, akan menjadi penyempurna bagi Prabowo Subianto yang meski seorang Jenderal, namun dianggap masih kurang cakap dan pendiam. Erick bisa menjadi jembatan keyakinan anak muda yang masih ragu berperan aktif dalam politik.
Erick si anak Sumatera yang ahli ekonomi juga akan menyempurnakan seorang Ganjar Pranowo bila diusung menjadi Capres nantinya. Erick Thohir sang kreator rasa-rasanya menjadi pelengkap seorang Ganjar yang dinilai Jawa banget. Erick bisa meyakini publik bahwa meski penuh intrik, politik itu juga memang asyik.
Dan seorang Erick Thohir akan jadi pelengkap yang sempurna bagi seorang Anies Baswedan. Erick yang punya modal kultural dekat dengan kekuasaan serta modal sosial dekat dengan kaum Nahdliyin dan Muhammadiyah, bisa menjadi perekat bagi seorang Anies yang kemungkinan besar jadi andalan jutaan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) maupun KAHMI-nya. Anies dan Erick juga merupakan sahabat lama yang keduanya lama menimba ilmu di Amerika.
Tentu ini merupakan modal positif (jika berkenan maju sebagai kontestan) untuk menatap kontestasi Pilpres 2024. Selain menjadi penyempurna, Erick akan jadi sandaran harapan bagi anak-anak muda. Dia akan menjadi pemimpin yang memimpin Bangsa Indonesia untuk setara dengan bangsa lain di dunia. Erick akan meyakini kita bahwa meski penuh intrik, politik itu memang asyik.
