Pemeriksaan Radiografi Thoracal merupakan pemeriksaan radiografi yang menggunakan pesawat sinar-x sebagai modalitasnya untuk medapatkan hasil citra dari regio thoracal dengan kelainan secara radiologis. Ada banyak proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan thoracal seperti AP, Lateral, Oblique (LPO, RPO, RAO, dan LAO). Pada pemeriksaan kali ini, proyeksi yang digunakan yaitu proyeksi LPO (Left Posterior Oblique). Pemeriksaan ini sangat membantu untuk mendiagnosis penyakit pada vertebrae thoracal seperti Osteoporosis, fraktur, dan metastasis. Namun pada artikel ini kita hanya membahas proyeksi LPO.
Sebelum memulai pemeriksaan, kita harus menyiapkan ruangan dan alat yang digunakan.
- Pastikan ruangan dalam keadaan bersih
- Suhu ruangan 20-24 derajat celcius
- Pastikan pesawat X-Ray dalam keadaan baik dan siap digunakan
- Kaset ukuran 3543 cm
- Siapkan marker R/L, apron, dan fiksasi jika diperlukan
Setelah itu kita mempersiapkan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan
- Memberikan kejelasan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
- Pasien melepas benda logam yang ada di leher dan badan agar tidak muncul artefak.
- Meminta pasien untuk mengenakan baju pemeriksaan.
Kemudian dilanjutkan pemosisian pasien dan juga objeknya
- Pemosisian pasien
- Supine/prone/erect dengan bagian yang sakit menempel pada meja pemeriksaan.
- Salah satu tangan memegang kepala, dan tangan yang lain berada di samping belakang tubuh.
- Pemosisian objekÂ
- Posisi pasien supine/prone/miring 45 derajat
- Bahu pasien sebelah kiri menempel pada meja pemeriksaan dan diberi marker R
- Sesuaikan bidang koronal 45 derajat dari bidang IR.
- Tempatkan bagian atas IR 1 hingga 2 inci (3,8 hingga 5 cm) di atas bahu.
- Meminta pasien untuk menggulingkan bahu IR terdekat ke anterior dan meletakkan tangan di atas kepala.
- Meminta pasien menempatkan lengan lebih jauh dari IR di pinggul.
- Pusatkan toraks ke IR.
   Â
Setelah itu dilanjutkan pada alatnya, untuk pengaturan tubenya digunakan CP=T6-T7, kemudian mengatur CR (Central Point) untuk tegak lurus dengan IR (Image Receptor) dan FFD sebesar 100cm atau 1meter. Lalu untuk kolimasinya sendiri, ukurannya disesuaikan dengan pasien, rata-rata kolimasi ditandai dengan batas atas Cervical 7 dan batas bawah Lumbal 1. Untuk Kv yang digunakan yakni sebesar 90Kv dengan mAs 40.
Pada saat akan dilakukan eksposi pasien diberikan instruksi agar Pasien rileks tidak melakukan pergerakan saat dilakukan pemeriksaan dan memberi aba- aba full inspirasi saat dilakukan eksposi. Setelah dilakukan expose, gambar yang muncul harus memiliki citra yang baik sesuai standart dengan anatomi yang terlihat yakni thorakal 1-12, diskus intervertebralis terbuka, tampak trachea, tampak left lung dan apex sampai sudut costophrenic.
 Â
Daftar Pustaka
Bontrager, kennet L.2018. Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. Missouri:Mosby, Inc
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H