Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode tertentu yang bersifat objektif, rasional, empiris, universal. Adapun ciri ciri Ilmu pengetahuan adalah empiris, sistematis, objektif, analitis, dan verifikatif.Dalam konteks yang lebih luas, juga dapat merujuk pada pengetahuan atau pemahaman yang diperoleh melalui metode ilmiah, serta proses pengembangan dan penerapannya dalam berbagai bidang kehidupan.
Jadi, secara umum, science dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan atau pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah. Dapat dikatakan sebuah Ilmu pengetahuan apabila memiliki dasar teori teori yang sudah disepakati dan dapat diuji dengan metode yang sudah diakui pula. Ilmu pengetahuan sendiri memiliki 3 pilar (dasar) yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi adalah ilmu yang mempelajari sifat dan struktur realitas yang bersifat konkret. Contohnya rumah, meskipun bentuk, warna, dan model rumah berbeda-beda, kita tetap mengenalnya sebagai rumah karena kita tahu fungsinya sebagai tempat tinggal, tempat tujuan saat pulang, dan kondisi di sekitarnya.Â
Epistemologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mendapatkan suatu metode yang absah (valid). Contoh epistemologi adalah ketika kita bertanya bagaimana cara kita tahu bahwa suatu benda merupakan termometer, bagaimana cara kerjanya, dari material apa saja termometer terbuat, dan sebagainya.Â
Aksiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana pemanfaatan ilmu pengetahuan itu sendiri. Contoh aksiologi adalah ketika kita membahas tentang manfaat dari ilmu pengetahuan mengenai handphone. Apa kegunaannya dalam memudahkan pekerjaan kita atau apa saja keuntungan memakai handphone.
Ilmu pengetahuan ada karena dipergunakan sebagai dasar dari apa yang ingin diketahui oleh manusia, dengan tujuan memahami apa saja yang ada di dunia. Ilmu pengetahuan juga mendasari lahirnya berbagai penemuan seperti teknologi, pendapat para ahli, filsafat, dan lain-lain, dalam hal ini tentu selalu digunakan untuk kemajuan peradaban manusia itu sendiri. Ilmu pengetahuan sendiri juga akan berkembang seiring pergantian zaman. Pembahasan yang dibawa oleh ilmu pengetahuan sendiri adalah "Apa" dan "Mengapa/Kenapa," dan ini dibangun oleh konsep-konsep yang logis.
Ilmu pengetahuan digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Ilmu pengetahuan alamiah, yang mengkaji tentang alam semesta, tentunya dengan menggunakan metode ilmiah. Contohnya ilmu fisika, kimia, dan biologi.
2. Ilmu pengetahuan sosial, yang mengkaji tentang hubungan antar manusia. Contohnya sosiologi, antropologi, dan ekonomi.
3. Ilmu pengetahuan budaya, yang mengkaji masalah manusia dan budaya seperti ilmu bahasa, ilmu agama, dll.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tantangan akan selalu dihadapi karena ilmu pengetahuan itu sendiri seperti pedang bermata ganda. Di satu sisi, ilmu pengetahuan akan menguntungkan bagi manusia dan perkembangan peradaban, namun di sisi lain, dapat mengubah atau bahkan menghancurkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan terikat pada tiga aspek utama, yaitu Logika, Etika, dan Estetika.
Logika bermakna bahwa ilmu pengetahuan akan memiliki dua sisi, yaitu benar atau salah. Apakah suatu ilmu nantinya akan tetap relevan dengan zaman tertentu, atau tidak. Jika tidak relevan atau salah, ilmu pengetahuan akan disusun kembali melalui berbagai metode penelitian tertentu.
Etika bermakna adanya tata nilai kesopanan atau adab dalam ilmu pengetahuan. Perdebatannya adalah baik (etis) atau buruk (tidak etis). Contohnya, dalam ilmu agama dan ilmu pengetahuan alamiah, ada aspek-aspek yang tidak dapat disatukan, seperti esensi Tuhan, karena hal ini mengarah pada keyakinan umat beragama.
Estetika berkaitan dengan indah dan jeleknya suatu ilmu. Poin ini akan bersinggungan dengan ilmu pengetahuan budaya, yang berkaitan dengan seni dan nilai-nilai estetis dalam masyarakat.
Mengambil contoh dari perkembangan kecerdasan buatan (AI), sisi baik dari AI adalah memudahkan manusia untuk mengerjakan sesuatu, tentunya dalam waktu yang singkat. Karena seperti yang kita tahu, di era sekarang yang serba cepat ini, manusia pun harus ikut mengimbangi. Namun, sisi buruknya adalah penyalahgunaan AI untuk hal-hal yang menyalahi etika, seperti kasus yang belakangan ini menjadi viral yaitu, seorang calon mahasiswa yang mengikuti jalur tes masuk perguruan tinggi dengan menggunakan karya atau hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh AI. Hal ini dapat mendorong kemunduran intelektual suatu bangsa jika terus berlanjut. Dalam kasus ini, kesalahan terletak pada manusianya yang tidak memperhatikan etika dalam penggunaannya.
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat menjadi sebuah tantangan bagi kita untuk lebih kritis dalam menyikapinya. Seperti dalam perkembangan AI, ilmu ini dapat membawa kemajuan jika digunakan dengan benar, namun juga bisa disalahgunakan, yang dapat menghambat kemajuan intelektual. Oleh karena itu, penting untuk bersikap kritis dan menjaga etika dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, masyarakat dan lembaga pendidikan perlu terus mengedukasi individu tentang tanggung jawab dalam menggunakan teknologi dan ilmu pengetahuan agar hasilnya bermanfaat bagi kemajuan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H