Mohon tunggu...
Rizky Bayu Satriya
Rizky Bayu Satriya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Communication Science Students

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Sri Lanka ke Nusantara: Petualangan Lintas Budaya Fathima Thaybah yang penuh warna

21 Desember 2024   00:05 Diperbarui: 2 Januari 2025   03:20 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Goreng Sapi sumber detikfood.com

"Siapa sangka, seorang remaja Sri Lanka yang hanya bermimpi menjejakkan kaki di negeri asing kini berhasil menjalani hidup sebagai mahasiswa internasional di Indonesia?"

Fathima Thaybah Mohammed Imran, pemudi berusia 20 tahun asal Colombo, Sri Lanka ini adalah sosok yang membuktikan bahwa mimpi besar, keberanian untuk keluar dari zona nyaman, dan semangat untuk belajar bisa mengubah hidup seseorang. Ia kini menghadapi dunia baru yang penuh tantangan dan kejutan budaya. Apa yang membuatnya memilih Indonesia, bagaimana ia beradaptasi dengan lingkungan baru, dan apa saja cerita menarik dari perjalanannya? Mari kita telusuri lebih dalam.

Memilih Indonesia: Mimpi yang Terwujud

"Alasan utama saya datang ke sini adalah karena beasiswa dapatkan dari Kedutaan Besar Indonesia di Sri Lanka," ungkap Thaybah. "Ini selalu menjadi impian saya untuk belajar di luar negeri." Kesempatan beasiswa ini memungkinkannya untuk tidak hanya memenuhi aspirasi akademisnya, tetapi juga menjelajahi negara yang secara geografis dan budaya berbeda dengan Sri Lanka. Dia mengungkapkan kegembiraannya tentang kesempatan ini, dengan mengatakan, "Ini bukan hanya tentang akademis tetapi juga tentang pengalaman hidup di lingkungan yang benar-benar baru."

Colombo, Sri Lanka. Source: nexttravel.com
Colombo, Sri Lanka. Source: nexttravel.com

Kesan Pertama tentang Indonesia

Setelah tinggal di Indonesia selama empat bulan, Thaybah menceritakan kesan pertamanya tentang negara ini. "Tempat ini sangat luas dan terang," katanya, merefleksikan kekagumannya pada saat tiba. Namun, pengalamannya juga termasuk momen kerusuhan politik saat pertama kali tiba di Indonesia. "Kami melihat protes di depan parlemen, dan saya berpikir, 'Ahh, kita mulai lagi." Dia menggambarkan berbagai emosi yang dia rasakan-dari kegembiraan hingga kebingungan-dan mencatat perbedaan yang mencolok dalam iklim: "Cuacanya di sini sangat panas." Meskipun demikian, Thaybah sangat terkesan dengan keramahan penduduk setempat. "Meskipun dengan kendala bahasa, semua orang tampak ramah," tambahnya.

Mengatasi Culture Shock

Menyesuaikan diri dengan kehidupan di Indonesia merupakan sebuah proses pembelajaran. "Awalnya, saya pikir bahasa tidak akan menjadi kendala karena universitas memasarkan dirinya sebagai universitas berbahasa Inggris. Namun ternyata mahasiswa Indonesia kerap kali berinteraksi dalam Bahasa Indonesia, jadi cukup sulit untukku berinteraksi satu sama lain," jelasnya. Penggunaan bahasa Indonesia dalam interaksi sehari-hari menjadi tantangan yang tidak terduga. Selain itu, perbedaan budaya - dari gaya komunikasi hingga kebiasaan makan - semakin menyoroti kompleksitas hidup di negara baru.

Thaybah mencatat bahwa salah satu pergeseran budaya yang mengejutkan adalah keterbukaan komunitas Muslim Indonesia. "Di Sri Lanka, interaksi terbuka antar jenis kelamin merupakan hal yang tidak terlalu umum dalam komunitas Muslim, namun di sini terlihat biasa dan banyak, jadi itu salah satu culture shock ku," katanya. Penyesuaian lainnya adalah kebiasaan sehari-hari seperti waktu makan, yang lebih fleksibel dibandingkan dengan jadwal terstruktur yang biasa ia jalani di Indonesia.

Perbedaan Budaya yang Mencolok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun