Mohon tunggu...
Satrio Wicaksono Setyadi
Satrio Wicaksono Setyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa sajaa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Satu Bulan Setelah Jatuhnya Pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah.

9 Januari 2025   21:40 Diperbarui: 9 Januari 2025   21:37 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Minggu, 8 Desember 2024, pemerintahan Republik Arab Suriah yang dipimpin oleh Bashar al-Assad jatuh ditandai dengan kaburnya presiden Assad ke Rusia. Berdasarkan laporan dari Aljazeera, Assad bersama keluarganya melakukan evakuasi diri melalui pesawat Rusia di sebuah pangkalan udara di Latakia pada tanggal yang sama. Kaburnya Bashar al-Assad dari Suriah mengakhiri lebih dari 5o tahun pemerintahan keluarga al-Assad yang diawali dan dipimpin oleh bapak dari Bashar, Hafez al-Assad dari tahun 1970 hingga tahun 2000, Hafez al-Assad meninggal dunia dan anaknya, Bashar al-Assad melanjutkan pemerintahan Suriah dari tahun 2000 sampai ia melarikan diri dari Suriah di akhir tahun 2024.

Dilansir dari France24, ibu kota Suriah, Damaskus dipenuhi kekacauan dan juga perayaan. Massa melakukan perayaan dengan turun ke jalanan, mengibarkan bendera oposisi Suriah, dan bersorak "Suriah milik kami, bukan keluarga Assad!".  Mereka merayakan  bebasnya Suriah dari pemerintahan al-Assad yang menindas oposisi, pengkritik, dan orang-orang lain yang tidak setuju dengan memenjarakan oposisi di penjara-penjara dengan kondisi yang tidak manusiawi, dan melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM).  

Penggulingan Pemerintah Suriah dipimpin oleh dua kelompok, yaitu Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan Tentara Nasional Suriah atau Free Syrian Army (SNA). Tentara Nasional Suriah merupakan kelompok yang terdiri dari koalisi berbagai kelompok oposisi Suriah yang didukung dan dilatih oleh Turki, sedangkan Hayat Tahrir al-Sham atau HTS adalah organisasi politik dan paramiliter Islam Sunni yang terbentuk dari berbagai faksi. 

Situasi di Suriah satu bulan setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad mengalami berbagai perubahan. Dari pemerintahan, HTS dan SNA telah mengambil alih ibu kota Damaskus. Saat Bashar al-Assad keluar dari Suriah, sebuah pemerintahan transisi telah diumumkan oleh HTS. Di sisi kendali wilayah, berbagai kelompok, termasuk HTS, SNA, dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh Kurdi, berebut kontrol atas berbagai wilayah. Hal ini menyebabkan konflik dan ketidakstabilan di sejumlah daerah. Israel melakukan tindakan militer yang menargetkan aset militer Suriah dan fasilitas senjata lainnya yang sebelumnya dikuasai oleh pemerintahan Assad. Israel sementara menduduki zona penyangga atau buffer zone Suriah-Israel. Dilansir dari commonslibrary.parliament.uk, situasi kemanusiaan masih parah, sekitar 16,7 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Berdasarkan laporan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), lebih dari 125.000 pengungsi perang telah kembali ke Suriah sejak jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada tanggal 8 Desember lalu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun