Mohon tunggu...
Satrio Utomo
Satrio Utomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Inggris Semester Akhir

Seorang pembaca yang juga suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Apakah Menikah Wajib Ada Resepsi?

1 Mei 2024   22:03 Diperbarui: 1 Mei 2024   23:20 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain para karakter yang menonjolkan unsur komedi, ada juga para karakter yang memiliki kesan serius dalam novel ini. Salah satunya adalah Om Genta, adik dari Bapak Ajeng yang hobi berolahraga. Tetapi, keseriusan dari Om Genta ini menimbulkan siksaan pada Dipa yang semakin membuat pembaca tertawa. 

Bagaimana tidak? Dipa yang walaupun fans club sepak bola tapi tidak suka berolahraga. Untuk mendapatkan restu dari Om Genta, Dipa harus rajin berolahraga. Dipa jadi mengusahakan segala cara dan itu semuanya lucu. (SPOILER) Dipa berusaha melakukan rekaman tiga puluh hari berolahraga dalam satu hari langsung. Tentu saja dia sudah hampir pingsan bahkan sebelum lima puluh persen rencana itu terlaksana.

Karakter yang serius dan tidak menambah kelucuan di novel ini adalah Bapak Ajeng. Sifatnya sangat keras dan terkesan menjadi penjahat dalam kisah cinta Dipa dan Ajeng. Tetapi, 'kejahatan' Bapak Ajeng ini bukan tanpa alasan. Seorang orang tua pasti memiliki pernikahan impian bagi anaknya. 

Tentu saja dia langsung marah dan menolak saat Dipa mengajukan rencana menikahi Ajeng tanpa resepsi. Dia merasa direndahkan dengan rencana itu. Bapak Ajeng dan dua adiknya memiliki prinsip yang sangat kuat sehingga tantangan dari Dipa sangat-sangat beragam dan semuanya mengandung kekocakan.

Buku ini sangat aku rekomendasikan untuk para pembaca yang mungkin sudah dalam rencana membangun rumah tangga. Novel kocak ini akan menghibur kamu, tetapi sekaligus bisa jadi mencerahkan kamu betapa berburu restu dari calon mertua dan kerabat lain adalah cerita yang menantang. 

Apalagi, kalau kamu tumbuh besar di Jawa dan bisa berbahasa Jawa, buku ini sangat aku rekomendasikan. Candaan yang dilontarkan menurutku sangat khas, juga perakapan para karakter juga bisa jadi lebih masuk. Setelah membaca novel ini sampai akhir, aku jadi paham sih, memang cerita ini sangat layak untuk lolos di kompetisi Mizan Writing Bootcamp.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun