Mohon tunggu...
Satrio Utomo
Satrio Utomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Inggris Semester Akhir

Seorang pembaca yang juga suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Satu Orang Anggota KKN Hilang!

30 April 2024   22:56 Diperbarui: 2 Mei 2024   22:32 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KKN merupakan pengalaman yang memang sangat berkesan bagi sebagian besar mahasiswa. Ada kisah sedih, haru, senang, semuanya bisa terjadi dalam jangka waktu KKN itu. Termasuk kehebohan hilangnya satu anggota KKN saat malam hari.

Kami melaksanakan KKN selama pertengahan tahun 2023 kemarin, di sebuah kecamatan di kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Selama masa KKN, kami memiliki dua posko. Yang satu posko untuk anggota lelaki, dan satu lagi posko untuk anggota perempuan. Posko anggota perempuan lebih besar dibanding posko lelaki karena memang anggota KKN kelompok kami lebih banyak perempuan. Tapi, posko lelaki memiliki dua kelebihan dibanding posko perempuan. 

Posko lelaki memiliki akses wifi dan juga disediakan mesin cuci oleh pemilik rumah. Karena memang, posko lelaki ini merupakan tempat yang jarang ditinggali pemilik karena bekerja di luar kota. Alhasil, beberapa anggota posko perempuan akan mengumpulkan cucian kotor mereka dan bersama meminjam mesin cuci di posko lelaki. 

Singkat cerita, masa pengabdian kami tinggal sebentar lagi, dan sudah saatnya untuk mengadakan penutupan. Kami memutuskan untuk melakukan dua kali acara penutupan. Yang pertama dengan konsep pengajian tasyakuran bersama para tetangga di malam hari, dan yang kedua dilaksanakan keesokan harinya di Balai Desa bersama para perangkat desa.

Saat itu pertengahan bulan Agustus 2023. Udara dingin membuat suasana malam itu jadi makin syahdu. Kami baru saja menyelesaikan acara pengajian untuk penutupan KKN kami. Semuanya senang, ada yang sedih juga menyadari kebersamaan kami akan segera selesai. Kami berfoto bersama untuk mengabadikan momen tersebut. 

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Sebagian besar dari kami sudah lelah setelah menjalani hari yang penuh dengan persiapan pengajian itu. Tapi, tugas kami masih belum selesai. Kami masih harus menyiapkan Balai Desa untuk kegiatan penutupan KKN secara resmi esok hari. Dibagilah kami dalam dau kelompok besar. Satu kelompok menuju ke Balai Desa untuk membersihkan dan menyiapkan tempatnya, satu lagi untuk membersihkan posko perempuan tempat kami mengadakan pengajian tadi. 

Ternyata, tugas pembersihan posko selesai lebih cepat dibanding persiapan Balai Desa. Para anggota yang masih ada di posko perempuan pun langsung menyusul para anggota yang sedang menyiapkan Balai Desa. Tapi, setelah Balai Desa sudah bersih, kami malah bersenda gurau sambil menyiapkan pengeras suara untuk besok. Waktu menunjukkan sudah pukul sepuluh malam. Kami menganggap persiapan sudah selesai dan sudah bisa kembali ke posko masing-masing untuk tidur. 

Aku yang kelelahan langsung tertidur setelah sampai ke posko dan berganti baju. Tapi kemudian, keadaan dalam posko jadi heboh saat tengah malam. Terdengar suara teman satu posko yang sedang dihubungi oleh penghuni posko perempuan. Mereka terdengar panik. Ternyata salah satu anggota perempuan KKN kami hilang, sebut saja dia P, dan banyak anggota yang panik saat itu. 

Bagaimana tidak? Saat itu sudah tengah malam, sedangkan pukul sembilan malam saja keadaan desa sudah sangat sepi. Para warga sudah mengunci pintu dan berdiam di rumah masing-masing. Kami sangat kebingungan harus mencari anggota ini ke mana.

Rasa kantuk seketika hilang. Digantikan dengan pemikiran berbagai kemungkinana ke mana perginya si P yang hilang ini. Menurut kesaksian para anggota di posko perempuan, si P ini tadi keluar dengan membawa buntalan dan sabun cuci muka. Mereka mengasumsikan kalau mungkin dia hendak menumpang mesin cuci di posko lelaki. 

Tetapi, sejak kami pulang dari Balai Desa, tidak ada siapapun yang mampir ke posko lelaki. Di tambah lagi, semua teman sekamarnya berada di posko dan tidak ada yang menemaninya. Karena biasanya, mereka selalu menemani satu sama lain  saat hendak sedang mencuci. 

Gawatnya juga, para terman sekamar ini tidak ada yang bisa memperkirakan ke mana perginya P. Semua orang kebingungan ke mana harus mencari. Belum lagi kawasan desa itu masih banyak persawahan dan perkebunan tebu yang sudah pasti gelap dan sepi di malam hari. Tidak ada yang berani untuk mencoba mencari ke sana. 

Salah satu teman sekamar P akhirnya menemukan fakta kalau mukena P tidak berada di tempat. Tetapi, tidak ada cahaya dari Musholla dekat posko kami. Terlebih lagi, jika harus ke Musholla ini, kami harus melewati lahan pembibitan dan rumah kosong yang sudah diambil alih oleh tanaman rambat. 

Sangat bisa dipastikan kalau area itu gelap. Beberapa dari anggota posko perempuan memberanikan diri untuk mengecek ke Musholla tersebut. Alangkah terkejutnya mereka saat melihat seonggok bungkusan tergeletak di dalam Musholla. Onggokan itu terbungkus kain warna pink di atas sajadah. 

Mereka kemudian menyalakan lampu dan langsung tertawa terbahak-bahak. Ternyata si P ini tertidur setelah sholat Isya' di Musholla. Entah bagaimana tidak ada yang tahu kalau dia tadi berangkat bukan ke posko lelaki tapi ke Musholla. Entah kenapa juga dia berani sendirian padahal itu sangat gelap. 

Para Anggota yang melakukan penyelidikan ini segera mengirim laporan ke grup whatsapp bahwa P telah ditemukan. Bisa dimaklumi kalau dia ketiduran karena memang hari itu cukup melelahkan. Yang cukup tidak wajar adalah lokasi dia ketiduran. Padahal posko perempuan juga longgar. 

Mungkin dia mencari tempat yang tenang agar khusyu' saat beribadah. Tapi kali ini dia terlalu serius beribadah sampai lanjut ketiduran. Buat kamu yang membaca tulisan ini, tolong dengan sangat untuk saling berkabar sebelum pergi malam saat KKN. Kamu tidak akan membayangkan seberapa paniknya teman sekelompokmu saat kamu hilang dan tidak ada yang tahu keberadaanmu. Ya, kami masih tetap bersyukur karena P masih dilindungi Tuhan dan ternyata tidak hilang ke mana-mana. Hanya sembunyi sebentar saja dari hiruk pikuk dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun