Mohon tunggu...
Muhammad Satrio Shidiq Raspati
Muhammad Satrio Shidiq Raspati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Pendidikan Indonesia

Suka hal-hal fiksi dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UPI Membantu Puskesmas Munjul Jaya dalam Pendataan Air Bersih dan Sanitasi di Kelurahan Ciseureuh, Purwakarta

10 Agustus 2022   00:01 Diperbarui: 10 Agustus 2022   00:05 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata atau biasa disingkat KKN adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Pada Pada Masyarakat. Mahasiswa terjun langsung ke masyarakat untuk membantu, berkontribusi dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang ada di lingkungan mereka. 

Tujuan pelaksanaan KKN ini agar mahasiswa mendapatkan pengalaman-pengalaman yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat, seperti memecahkan dan mesyelesaikan masalah, merasakan lika liku-kehidupan masyarakat dan berkontibusi dalam peningkatan kehidupan bermasyarakat. 

 Pada kali ini saya dan rekan-rekan mahasiswa UPI lainya mendapat kesempatan untuk melaksanaan KKN. Kami melaksanakan KKN pada Semester Genap dimulai dari tanggal 11 Juli 2022 sampai 10 Agustus 2022. Saya didampingi oleh Ibu Dr. Hj. Linda Setiawati, M.Pd. sebagai Dosen Pebimbing Lapangan. 

Tema yang diusung oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) UPI  "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan MBKM". Setiap dari kelompok KKN dibagi kembali sub tema. Kelompok saya mendapatkan sub tema "Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi".

Air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) pada sektor lingkungan hidup adalah memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi. Fokus utama ada pada ketersediaan pangan, air bersih, dan energi yang merupakan dasar dari kehidupan. 

Perubahan yang paling penting dalam konsumsi berkelanjutan dan produksi akan didorong oleh teknologi, inovasi, desain produk , pedoman kebijakan yang terperinci, pendidikan, dan perubahan perilaku. 

Panel mengusulkan dua belas Universal Goals dan Nasional Target. Target tersebut menyerukan pada negara-negara untuk “Mencapai universal akses dalam sektor air minum dan sanitasi” yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030  (BAPPENAS). Pelaksanaan KKN saat ini dilaksanakan di tempat tinggal masing-masing mahasiswa, dikarenakan covid-19 masih mewabah. 

Saya melaksanakan KKN di Purwakarta, tepatnya di Kelurahan Ciseureuh. Awalan dimulainya KKN, pertama saya mengunjungi kantor Kelurahan Ciseureuh untuk meminta izin kegiatan KKN. Saya disambut baik oleh pihak kelurahan dan diarahkan kepada Bapak Yayan untuk menjelaskan maksud dan tujuan saya datang ke kantor kelurahan. 

"Ada administrasi yang harus dipenuhi" ujar Pak Yayan. 

Setelah administrasi terpenuhi, kelurahan pun mengizinkan saya untuk melaksanakan KKN di Kelurahan Ciseureuh. Saya langsung diarahkan ke Puskemas Munjul jaya oleh Pak Yayan untuk penjelasan lebih detail dan data yang lebih komplit perihal tempat yang mebutuhkan bantuan masalah air bersih dan sanitasi. 

Pengarahan oleh pihak Puskesmas/dokpri
Pengarahan oleh pihak Puskesmas/dokpri

Di Puskesmas Munjul Jaya saya bertemu dengan Bapak Adi selaku petugas puskesmas yang menangani masalah air bersih dan sanitasi. Saya memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan saya ke puskesmas. Pak Adi menyambut baik, lalu memberikan penjelasan dan arahan tentang masalah air bersih dan sanitasi. 

Dalam penjelasan beliau ada beberapa aspek yang dinilai untuk masalah air bersih dan sanitasi. Pertama sarana air bersih. Air bersih di sini maksudnya adalah sumber air yang dipakai sehari-hari bersumber darimana. Misalnya dari sumur atau PDAM. Dan air bersih ini memenuhi syarat atau tidak. Syarat standar minimum air bersih yakni tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Kedua adalah jamban. Maksudnya adalah apakah setiap warga memiliki jamban atau tidak. 

Ketiga adalah SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah). Keempat CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun). Kelima tempat sampah. Setelah selesai mendengarkan penjelasan dari Pak Adi, saya diberi arahan untuk melakukan pendataan terhadap masyarakat setempat guna membantu puskesmas dalam menjalankan tugasnya. 

Observasi dan Pendataan/dokpri
Observasi dan Pendataan/dokpri

Besok harinya saya langsung mengobservasi sekaligus meminta izin pendataan di RW 05 RT 02 Kelurahan Ciseureuh. Saat saya mengunjungi ke rumah salah satu warga, saya ditolak untuk melakukan pendataan di rumah tersebut. Kata seorang penghuni rumah "Coba ke yang lain aja dulu". Tanpa pikir panjang saya langsung ke rumah berikutnya dan berpamitan. 

Setelah beberapa rumah saya kunjungi, saya hanya mendapat dua responden. Masih sangat sedikit. Lalu tidak sengaja saya melihat ada keramaian, saya langsung mendatangi keramaian tersebut dan ternyata itu adalah Sekretariat Karang Taruna. Saya mencoba meminta izin untuk melaksanakan pendataan dan alhamdulillah respon mereka baik. 

Menurut Bapak Yudi selaku anggota Karang Taruna di RT 02, bahwa kondisi air bersih dan sanitasi di RT 02 baik-baik saja. Sumber air bersih didapatkan dari sumur galian. Air tersebut digunakan untuk mandi dan mencuci. Dan air tersebut sudah memenuhi syarat seperti tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Di RT 02 semua rumah memiliki jamban dan ada beberapa kontrakan. 

Untungnya setiap kontrakan memiliki jamban. Pembuangan kotoran dari jamban mereka menggunakan septic tank. Saluran Pembuangan Air Limbah mereka pun memilikinya, yakni dengan meenggunakan paralon dan dialirkan ke sungai. 

Setiap warga ada tempat untuk mencuci tangan, baik itu digabung dalam kamar mandi ataupun dengan tempat pencuci piring. Lingkungan di RT 02 terlihat cukup bersih, namun ada sedikit sampah yang masih berserakan. Alhamdulillah dari hasil perbincangan dengan anggota Karang Taruna, saya mendapatkan 15 responden dan setiap responden memiliki rumah yang berbeda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun