Mohon tunggu...
Satrio pratama putra
Satrio pratama putra Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa (S1)

Hobi saya menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Bocah SD yang Kehilangan Nyawa Akibat Bermain Smackdown dengan Teman Sebaya

16 November 2023   17:51 Diperbarui: 16 November 2023   17:53 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus bocah SD yang kehilangan nyawa akibat bermain smackdown bareng teman sebaya 

 

Ditelevisi terdapat banyak sekali saluran-saluran tv yang sangat menarik untuk anak-anak apa lagi yang bermaksud untuk menghibur dan terdapat semangat di alur acara tv tersebut. Tetapi banyak sekali saluran tv yang tidak dapat di lihat oleh anak-anak tetapi tanpa sepengetahuan orang tua anak tersebut melihat saluran televisi itu. Sebut saja smackdown acara tv yang bertujuan untuk menghibur setiap kalangan bahkan tidak ada batasan umur untuk melihat secara langsung di tempat kejadian, smackdown adalah cerita tentang salah satu martial art yaitu gulat dan di sana terdapat aktor-aktor yang memainkan peran di panggung atau ring tersebut dengan cara yang profesional yang tanpa di ketahui bagi anak kecil sehingga banyak anak kecil yang meniru adegan yang rekayasa itu sebagai adegan asli yang diperlihatkan oleh aktor-aktor smackdown tersebut. Sebagai contoh kasus yang terjadi di indonesia seorang anak sd yang tidak tau apa itu dibelakang layar panggung smackdown itu menirukan adegan berbahaya tersebut sehingga terdapatlah korban dalam aksi peniruan tersebut dan itu tanpa pengawasan orang tua. Niat hanya bermain-main menirukan adegan gulat Smack Down yang ditayangkan televisi, tapi akhirnya malah berujung proses hukum. Sebanyak enam orang terkait kematian Reza Ikhsan Fadillah (9), siswa kelas III SD Cingcin I Katapang, Kabupaten Bandung, diperiksa Polsek Banjaran Bandung.Kepolisian Sektor Banjaran Bandung kini tengah menginvestigasti kasus dugaan kekerasan yang dilakukan sedikitnya 3 siswa SMP. Kapolsek Banjaran Ajun Komisaris Polisi Legawa mengatakan pihaknya sudah memeriksa 6 orang terkait kematian Reza. Reza selama sebulan menderita sakit demam tinggi hingga akhirnya hilang kesadaran selama sebulan dan mengalami patah tulang kiri, setelah bermain-main gulat 'Smack Down' bersama senior-seniornya di kelompok pengajian kompleks Bandasari, Cangkuang, Kabupaten Bandung. Menurut Legawa, hasil pemeriksaan sementara, kasus ini belum mengarah tindak pidana. "Menurut keterangan lima teman korban yang bermain Smack Down bersama, korban tidak terlihat terluka dan dilakukan dalam permainan," ujar dia, . Oleh sebab itu, kata dia, kepolisian melanjutkan penyelidikan dengan meminta medical record pada tim medis RSHS yang sempat merawat Reza di Intensive Care Unit (ICU) selama 6 hari. Enam saksi yang diminta keterangan, selain anak-anak usia 12 dan 15 yang bermain Smack Down dengan Reza, juga turut diperiksa ayah Reza, Herman Suratman (53).Menurut Herman, anak ketiganya mulai demam dan panas tinggi 20 November 2006. Meski sudah diberi obat turun panas, panasnya tak kunjung turun. Hingga dua hari kemudian dibawa ke RSHS. Hanya satu hari di Unit Gawat Darurat, Reza yang masih duduk di kelas 3 SD itu langsung masuk ke ICU karena kesadaran mulai menurun."Panasnya nggak turun, dokter khawatir. Berdasarkan rontgen, bahu tangan kirinya renggang seperti copot, terlihat ada memar di kepala dan luka dalam di dada. Mungkin akibat dibanting," ujar Herman yang memiliki 5 anak dari pernikahannnya selama 16 tahun dengan Didah Ai Saadah (37).Reza sendiri tak berterus terang soal luka yang dideritanya. Namun, Herman akhirnya mendapat informasi dari temanteman mengaji Reza di Masjid Jamie Banda Asri. "Kata mereka, Reza di-'Smack Don' sama AaAa (kakak-kakak senior) di madrasah," ujar Herman, menirukan teman-teman Reza. Akhirnya dia menanyai tiga senior Reza, yang mengakui memang sempat bermain 'Smack Down' di selasela kegiatan mengaji. "Kamis 16 November, dia tiba-tiba sesak nafas terus sampai akhirnya meninggal jam 11 malam," ujar Herman.Baik Herman maupun istrinya mengaku tak tahu kenapa Reza jadi korban 'Smack Down'. Sebab, sebagai orang tua, mereka selalu memilihkan tayangan acara televisi yang baik untuk anak-anaknya. Dari kasus di atas ini menunjukan bahwa teori dari albert bandura tentang perilaku manusia terlebih lagi anak adalah interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan, sehingga dari teori ini dapat di simpilkan bahwa peran orang tua untuk mengawasi anaknya harus ekstra hati-hati karena yang dikiranya orang tua tersebut sudah menjaga anak nya dari hal seperti itu dan alhasil sang anak tetap bebas untuk melihat acara itu tanpa mengerti maksud dan skenario dari acara smackdown tersebut. Karena anak adalah mahluk yang memperaktekannya dengan cara melihat. Anak tidak bisa di bilangi lewat kata-kata mereka hanya melakukan yang dilihatnya oleh sebab itu ayok para orang tua mulai mendidik dan mengawasi anak-anak kalian sendiri dengan penuh ekstra supaya kejadian ini tidak terulang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun