Mohon tunggu...
Satrio Pandu Nugroho
Satrio Pandu Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2022 yang menekuni bidang Teknologi dan Media

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Teknologi Berbasis Virtual Reality dalam Upaya Rehabilitasi Pecandu Narkoba

11 November 2024   12:00 Diperbarui: 11 November 2024   12:02 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar dari kita tentu sudah tidak asing lagi dengan kasus penyalahgunaan narkoba. Menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau apapun yang berasal dari tanaman yang dapat memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.

Saat ini, kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia terlihat mengalami peningkatan. Berdasarkan data laporan bulan Januari 2024, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, terdapat tren peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba sebanyak 3.874 kasus, meningkat sebesar 57% dari bulan Desember 2023 yakni sebanyak 2.464 kasus. Peningkatan ini dikarenakan oleh beberapa faktor penyebab, seperti adanya pergaulan bebas, kurangnya pengawasan orang tua, masalah internal diri, hingga persoalan ekonomi turut menyebabkan peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba. 

Seseorang yang telah mengalami kecanduan terhadap narkoba, akan sulit untuk terlepas darinya. Mereka akan secara terus-menerus menggunakan narkoba karena merasa telah menemukan kesenangan dan kepuasan tersendiri. Untuk itu, perlunya upaya rehabilitasi guna membantu korban agar kembali dalam kondisi sehat dan produktif.

Sementara itu, adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat menjadikan hal ini sebagai salah satu solusi yang bisa dimanfaatkan dalam hal rehabilitasi para pecandu narkoba. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi dalam menyelesaikan permasalahan penyalahgunaan narkoba yakni dengan penggunaan teknologi berbasis Virtual Reality dalam upaya rehabilitasi. Adanya teknologi Virtual Reality diharapkan mampu membantu para narapidana menjalani program rehabilitasi dan pasca rehabilitasi dengan baik. 

Berikut beberapa bentuk penerapan dari penggunaan teknologi berbasis Virtual Reality dalam upaya rehabilitasi.

1. Detoks Zat Adiktif 

Melalui pemanfaatan teknologi Virtual Reality, nantinya para pecandu narkoba akan diberikan Virtual Cognitive Based Therapy, di mana mereka akan melalui sesi konsultasi dengan terapis mengenai kondisi mental pasca kecanduan penggunaan narkoba. 

2. Pelatihan Mengatasi Pemicu Relapse

Penggunaan teknologi Virtual Reality juga mampu menciptakan lingkungan imersif dengan pemicu relapse yang bersifat spesifik. Mulai dari aspek suara, visual pada situasi tertentu, hingga suatu aroma. Para pecandu narkoba nantinya akan menghadapi berbagai pemicu tersebut dan berlatih melawan keinginan untuk kembali menggunakan narkoba. Tujuan penggunaan Virtual Reality pada rehabilitasi narkoba satu ini, yakni membuat para pecandu narkoba terbiasa menghadapi pemicu relapse mereka. Tentu, metode ini harus dilakukan dengan adanya pengawasan terapis.

3. Pelatihan Batasan Diri

Salah satu penyebab terjadinya relapse yakni ketidakmampuan para pecandu narkoba untuk menahan diri. Terlebih pada saat lingkungan masa lalu mereka kembali memberikan zat-zat terlarang. Karena itu, para pecandu narkoba harus melatih batasan diri mereka untuk berkata tidak atau menolak akan hal tersebut kembali. Dengan adanya teknologi Virtual Reality, mereka akan menghadapi segala kemungkinan apabila mereka tidak mampu berkata tidak sehingga mereka akan berupaya menemukan cara untuk menolak ketika ajakan relapse muncul. 

4. Relaksasi Pasca Rehabilitasi

Penggunaan teknologi Virtual Reality dapat membantu para pecandu narkoba merasa rileks dan menghadapi komitmen mereka untuk tidak relapse kembali dengan cara menawarkan beberapa skenario relaksasi. Teknologi ini menawarkan skenario imersif yang menenangkan, seperti halnya lingkungan dengan suara alam atau alunan musik bernada lembut. Dengan adanya situasi virtual ini, diharapkan dapat membantu menurunkan tingkat stres, depresi, dan frustasi saat menghadapi pikiran relapse. 

Dengan adanya perkembangan teknologi dan peningkatan kesadaran akan manfaat terapi Virtual Reality, peluang untuk mengintegrasikannya dalam perawatan kesehatan semakin terbuka, khususnya pada upaya rehabilitasi para pecandu narkoba agar tidak mengalami relapse.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun