senin pagi di kampung halaman
kemilau teh hangat mengingatkanku kembali
2010 ditempat yang sama
pagi itu aku terpesona
rambutnya yang panjang dan terurai
setiap helainya bersinar terbelai sinar matahari
tatap matanya yang lembut membuatku membatu
raut wajahnya panik karena upacara pagi itu akan segera dimulai
dia adalah kakak kelasku satu tingkatÂ
gadis tercantik yang pernah aku lihat
pagi itu menginspirasi pagi-pagi berikutnya
melihat kecantikannya dari dalam kedai samping sekolah
setiap teh hangat yang kupesan menjadi lebih manis saat aku melihatnya
misal saja
jumat pagi itu, tepat sebelum senam
dia berangkat sekolah dengan rambut dikuncir kuda
aku kira senin pagi adalah dirinya versi tercantik
ternyata hari ini kecantikannya meningkat berkali-kali lipat
setiap hari mengaguminya tanpa sadar dia telah menjadi tujuanku
"saat dewasa nanti aku akan menikahinya"
kira-kira begitulah ucap alam bawah sadarku
hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun
walaupun sudah lama aku tidak melihatnya
dia sudah menancap jauh di dalam hatiku
semua yang aku lakukan adalah untuk pulang ke padanya
waktu berjalan begitu cepat, 13 tahun sudah berlalu
hari ini aku kembali
kedai yang dulu ternyata sudah lama tutup
digantikan kedai baru yang lebih modern
kupesan teh hangat untuk menemani saat-saat nostalgiaku
melihat anak-anak berangkat sekolah mengingatkanku lagi tentang dia
dia yang membawaku sampai ke titik ini
dia yang menguatkanku saat dalam keputusasaan
dia yang wajah indahnya selalu menghiasi mimpiku
dia sekarang sudah menikah
kudengar dia tinggal di luar kota bersama keluarga kecilnya
aku kehilangan dia
tanpa sempat mengungkapkan segalanya
tapi
aku yakin dia sudah bahagia
kuminum teh hangat yang kupesan
rasanya berbeda dengan yang dulu
tapi kenangannya tetap sama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H