Mohon tunggu...
Satrio Daniel Botka
Satrio Daniel Botka Mohon Tunggu... Pelajar -

Aku kompasianer cilik, umurku 9 tahun, mencoba menulis dan berbagi kisah di kompasiana, semoga bermanfaat :-)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membawa Sepeda ke Pesawat Menuju Hongaria (Pengalaman Pribadi)

30 Oktober 2016   09:29 Diperbarui: 31 Oktober 2016   18:57 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barang bawaan kami banyak, 3 troli, box besar itu isinya sepedaku (foto: Dokpri)

Hatiku senang mengetahui bahwa aku memenangkan lomba blog competition di Kompasiana. Tak ku sangka aku mendapat hadiah sebuah sepeda Wimcycle.  Saat hadiah sepeda datang ke rumah, tak kusangka  juga bahwa  sepeda ini bukanlah sekedar sepeda biasa. Sepeda ini adalah sepeda terkeren yang pernah kulihat, sepeda Fatman,Wimcycle. Sepeda jenis fatbike yang mempunyai roda besar, bahkan rodanya lebih besar jika dibandingkan dengan roda motor biasa.

Aku sudah berniat untukmembawa sepeda ini ke Hungaria jika aku memenangkan lomba ini. Namun ayahku sempat melarangku membawa sepeda ini ke Hongaria karena pasti akan repot membawanya dengan pesawat. Untungnya ayahku akhirnya mengerti penjelasanku mengapa aku ingin membawa sepedaku ke Hongaria. Alasanku aku ingin memperlihatkan ke orang-orang di Hungaria  sepeda fatbike keren buatan Indonesia, sepeda Fatman produksi WimCycle.

Awalnya, ayahku ingin membungkus sepeda ini dengan plastik saja seperti gambar di bawah ini, tapi ayahku khawatir jika frame di sepeda akan  tergores atau rusak. Sayang kan kalau sepeda masih baru dan bagus tergores atau rusak.  Ini merupakan perjalanan yang panjang juga buat sepedaku, dari Asia menuju Eropa Timur. Perjalanan dari Jakarta menuju Budapest kira-kira  butuh waktu 17 jam menggunakan pesawat terbang, dengan transit di bandara Dubai selama 5 jam.

lebih mudah bila sepeda hanya dibungkus plastik, tapi kami khawatir bila sepeda jadi rusak di perjalanan (foto: www.twowheeltravelblog.com)
lebih mudah bila sepeda hanya dibungkus plastik, tapi kami khawatir bila sepeda jadi rusak di perjalanan (foto: www.twowheeltravelblog.com)
Akhirnya ayahku berencana membuat kotak dari kayu triplex saja.   Ayahku mencoba  menggunakan kayu sedikit saja  agar kotak tidak terlalu berat. Berat sepeda Fatman sendiri sudah 18 kg.  sedangkan  oleh maskapai penerbangan yang kami gunakan hanya memperbolehkan berat  maksimal bagasi per penumpang adalah 30 kg. 

Kukira ayah akan mudah saja membuat kotak itu , ternyata lebih rumit dari yang ku bayangkan. Membutuhkan waktu  4 hari untuk membuat kotak karena ayah mengerjakannya setiap sore sepulang kerja.  Ayah membuat kotak  yang ukurannya sesuai diperbolehkan oleh maskapai penerbangan yang kami gunakan.  Ayah melepas stang dan roda belakang sepeda, agar bisa masuk ke dalam kotak. Oh ya, ayah juga membeli satu roda sebagai cadangan bila roda sepedaku  pecah.  Ayah  khawatir bila di Hongaria pun belum ada yang menjual roda sepeda fatbike. 

Setelah kotak kayu sudah selesai dibuat, aku membantu ayah memasukkan sepeda dan roda cadangan ke dalamnya. Kemudian kami menimbang kotak tersebut. Aduh ternyata beratnya melebihi 30 kg. Akhirnya ayah mengeluarkan lagi benda-benda dari kotak untuk mengurangi berat  dalam kotak. Bagian ban dalam roda dikempeskan juga.  Bocengan sepeda, roda cadangan dan peralatan mekanik untuk service sepeda juga dikeluarkan, tidak jadi dimasukkan dalam kotak. Boncengan dan peralatan mekanik kami masukan ke dalam koper. Sedangkan roda cukup dibungkus plastic saja. Kemudian kami menimbang lagi kotak sepeda tersebut, dan akhirnya beratnya pas 30 kg.

Tiba hari  keberangkatan kami sekeluarga ke Hongaria, kotak sepeda ternyata butuh tempat sendiri dalam satu mobil. Ayah dan kotak sepeda diantar ke bandara  oleh kawan sekantor ayah.  Ibu, aku dan kedua adikku bersama bagasi yang lainnya berangkat ke bandara menggunakan taksi. Untunglah taksi yang kami gunakan mobilnya jenis baru, mobil yang bisa memuat banyak penumpang dan bagasinya luas. Perjalanan dari rumah ke bandara sekitar 1,5 jam. Adik-adikku sangat senang sekali, ya ini liburan yang selalu kami tunggu setiap tahunnya. Terbayang sudah kakek, teman-teman, tempat-tempat  di Hongaria yang  sudah lama kami rindukan.

 Sesampainya di bandara Soekarno Hatta, aku mencari 2 troli untuk membawa koper-koper  dan tas-tas kami. Untunglah bapak sopir taksi mau membantu aku dan ibu menaikkan koper-koper tersebut ke atas troli. Ibu dan adik bungsuku mendorong 1 troli, aku dan adikku mendorong  1 troli. Lalu kami berjalan masuk ke dalam bandara. Petugas bandara meminta koper-koper dan tas-tas dilewatkan ke tempat untuk scan terlebih dahulu. Agak repot di sini karena tidak ada yang membantu mengangkat koper-koper tersebut, jadi aku dan ibu bekerjasama melakukannya.  Kami harus hati-hati terhadap barang-barang bawaan kami. Menghitung semuanya agar tidak ada yang ketinggalan.

Selanjutnya kami menuju ke tempat check in maskapai penerbangan yang kami gunakan.  Loket tempat check in belum dibuka, masih setengah jam lagi, namun antrian sudah mengular.  Kami masih menunggu kedatangan ayah membawa kotak yang berisi sepeda. Ibu bilang, mobil yang ayah naiki masih di jalan tol. Kami semua sangat berharap semuanya akan lancar-lancar saja.
 Wah ayah sudah datang, berhasil membawa kotak sepeda masuk ke dalam bandara. Kini kita semua bisa melakukan check in.

Itu kotak berisi sepedaku, sudah ditimbang petugas check in bandara & siap masuk ke dalam pesawat. (foto:dokpri)
Itu kotak berisi sepedaku, sudah ditimbang petugas check in bandara & siap masuk ke dalam pesawat. (foto:dokpri)
 Orang-orang banyak yang melihat barang bawaan kami. Kotak sepeda yang besar itu cukup menarik perhatian. Kami sempat khawatir bila sepeda tak bisa diperbolehkan masuk ke dalam pesawat. Namun ternyata kami semua berhasil membawa sepeda tersebut. Kami semua senang sekali. Kami naik pesawat  besar  hingga Dubai,Uni Emirat Arab. Kami transit di bandara Dubai sekitar 5 jam. Lalu kami naik pesawat yang lebih kecil  menuju Budapest, Hongaria. 

kami jalan-jalan dulu di bandara Dubai (foto:dokpri)
kami jalan-jalan dulu di bandara Dubai (foto:dokpri)
Akhirnya kami tiba di bandara internasional Ferihegy  Budapest, Hongaria. Senang sekali bisa berada di negeri  ini kembali. Banyak sekali wisatawan mancanegara yang datang ke Hongaria. Kami menjumpai banyak wisatawan dari Jepang saat itu. Lalu kami menuju tempat pengambilan bagasi, dengan 1 troli kami membawa kotak sepeda, koper-koper  kami keluar bandara.

Senang rasanya, kami semua tiba dengan selamat di Hongaria. (foto: dokpri)
Senang rasanya, kami semua tiba dengan selamat di Hongaria. (foto: dokpri)
Kami akan pulang ke rumah dari bandara menggunakan shuttle bus. Rupanya kotak sepeda harus dibongkar, shuttle bus tidak muat mengangkut semua barang bawaan kami bila kotak tak dibongkar. Maka kami terpaksa membongkar kotak sepeda di luar bandara.  Aku dan adik-adikku semangat membuka kotak sepeda tersebut.  Lalu sepeda dikeuarkan dari kotaknya.  Sambil bercanda ayah menyuruhku agar langsung saja menggowes sepedaku pulang ke rumah, tidak perlu ikut naik shuttle bus. Ah ayah roda sepeda masih kempes, bagaimana bisa digowes siih. 

Kami membuka kotak sepeda di luar bandara Ferihegy Hongaria (foto: dokpri)
Kami membuka kotak sepeda di luar bandara Ferihegy Hongaria (foto: dokpri)
Saat di bandara Feryhegy Hongaria penampakan roda sepeda Fatman WimCycle ini sudah memukau orang-orang yang melihatnya. Banyak orang yang belum pernah melihat sepeda yang mempunyai roda berukuran besar.  Mereka juga terheran-heran melihatnya, persis seperti kami saat pertama kali melihat hadiah sepeda ini datang ke rumah. Kurasa sepeda jenis fatbike ini, di Hongaria pun juga belum banyak orang  yang memiliki. Pengalaman membawa sepeda besar ini adalah pengalaman pertama bagi kami sekeluarga. Senang rasanya harapanku terwujud bisa membawa sepeda buatan Indonesia ke Hongaria.

Dibuat oleh         : Satrio Daniel Botka
Kelas                     : 5 SD

Tulisanku lainnya : 

Sejak Usiaku 2 Tahun Sepeda Wimcycle Sepeda Terbaikku

Bersepeda Piknik dan Kemping Keliling Danau Balaton Hongaria

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun