Jika merujuk pada konstruksi berpikir dan penjelasan Kang Dedi Mulyadi, maka kecintaan atas kebudayaan dan peradaban Sunda sangat melekat dalam penjiwaanya. Kang Dedi Mulyadi berupaya membaca zaman dan peradaban Sunda di masa yang akan datang. Berupaya mengantisipasi degradasi dan krisis identitas Sunda sejak saat ini. Maka gerakan kebudayaan yang dia ucapkan dan jalankan sesuatu yang sangat penting dan harus membumi.
Cara berfikir Kang Dedi Mulyadi telah melampaui zaman. Hal itu berkat pemahamannya atas nilai-nilai kultural dari suku yang lain seperti Batak. Kang Dedi Mulyadi bahkan mengungkapkan "Orang Batak bisa membaca zaman".
Sebagai orang Batak, apa yang disampaikan Kang Dedi Mulyadi merupakan kenyataan. Bisa dibayangkan, jika orang Batak tidak mencantumkan marga, dipastikan akan sulit mengenali dirinya dalam kebudayaan Batak itu sendiri.
Menurut hemat saya, gagasan dan lompatan berpikir Kang Dedi Mulyadi tentang Kesundaan patut dilihat dalam konteks sosiologis bukan politis. Sebab strategi dan perencanaan pertahanan sistem kebudayaan Sunda memang bukan tema baru bagi Kang Dedi Mulyadi.
Dalam bukunya berjudul Berguru Pada Kearifan Siliwangi dicetak Mei 2014 lalu, Kang Dedi Mulyadi mengatakan "Dalam merancang sistem kebudayaan sesungguhnya tidak perlu bercermin terlalu jauh pada teori-teori moral dari dunia barat. Bukankah nenek moyang kita telah mewariskan sebuah konstruksi keadaban yang berusia jauh lebih tua? Bukankah sejarah telah mengabarkan bahwa mereka telah mendedahkan sebuah masa kejayaan yang masih berpengaruh hingga saat ini? persoalannya hanya kita tidak mau mengenalnya" [hal 90-91]
Mengacu pada kutipan pemikiran Kang Dedi Mulyadi dalam bukunya. Sebagaimana dijelaskan di atas. Maka gagasan kebudayaan Kang Dedi Mulyadi untuk menjaga eksistensi peradaban dan identifikasi kebudayaan Sunda di masa yang akan datang, berangkat dari hal-hal mendasar yang hidup ditengah-tengah masyarakat Jawa Barat itu sendiri. Bukan dipengaruhi oleh teori-teori sosial dari literatur ruang-ruang pustaka Universitas.
Atau bisa disimpulkan, gagasan dan tindakan Kang Dedi Mulyadi berangkat dari realitas sosial Jawa Barat, serta mengakar pada kecintaan dan kebanggaannya sebagai orang Sunda.
Jika kembali ke alinea pertama. Bagi saya mengingat Kang Dedi Mulyadi bukan saja soal Youtube, suka berbagi, iket, baju putih atau Purwakarta saja. Lebih mendasar dari sekedar kata-kata itu. Melihat atau mengingat Kang Dedi Mulyadi yakni melihat kebudayaan dan masa depan peradaban Sunda dalam dialektika perkembangan zaman. Atau melihat Jawa Barat, melihat Sunda, melihat Sunda melihat Dedi Mulyadi.
Jakarta 13 April 2023
Juson Simbolon
Blogger & Youtuber Fans KDM
#kdmharapanrakyat #jabaristimewa #fansKDM #fkdm