Mohon tunggu...
Juson Simbolon
Juson Simbolon Mohon Tunggu... Dosen - Pekerja

_Kata adalah senjata, foto adalah nada_ Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikkan dan kejahatan) - QS. Al-Balad Ayat 10 Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan - Amsal 18 ayat 12

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nonoman Sunda

25 September 2024   23:47 Diperbarui: 26 September 2024   16:26 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Kegiatan Juson Simbolon

Orang Sunda Juga Bisa.! Dalam dua tulisan sebelumnya. Kalimat ini merupakan judul tulisan yang saya bagikan di media sosial dan kepada teman-teman dalam grup Whatsapp. Sebenarnya tujuan utama ingin membuka ruang dialog tentang identifikasi politik Jawa Barat.

Meskipun sudah melakukan perjalanan, kunjungan dan dialog di banyak Desa di Jawa Barat hampir 4 tahun terakhir. Saya belum bisa menyimpulkan beberapa pengalaman sebagai hasil riset yang akan diakui secara ilmiah. Namun semua pengalaman dialog dengan Perangkat  Desa, Anak Muda, Kaum Pekerja, Perempuan dan Mahasiswa Sunda, saya coba komparasi dengan beberapa literatur. Baik berupa Buku maupun catatan dan pemberitaan di internet.

Salah satu literatur yang saya gunakan sebagai pembanding atas realitas yang ditemukan sepanjang interaksi sosial dengan warga Jawa Barat adalah buku karya Kang Dedi Mulyadi "Orang Sunda Juga Bisa - Pesan Untuk Nonoman Sunda.

Dalam Bab Pertama Orang Sunda Juga Bisa. Lebih menekankan dan mengutip gagasan dan pikiran-pikiran Otto Iskandardinata. Menjadi menarik kutipan panjang dan mendasar dari tulisan Otto Iskandardinata merupakan hal serius yang ditujukan untuk anak muda Sunda. 

Nonoman Sunda!

Pasundan teh lemah cai aranjeun! Aranjeun nu boga kewajiban ngabdi ka lemah cai, tapi gigireun ieu kawajiban anjeun ngabogaan hak pikeun hirup di tanah sorangan. Ieu teuh numutkeun patokan; plicht en recht. Nonoman Sunda! Upami anjeun teu wekel ngasah awak, teu pemohalan, Nonoman Sunda di lemah caina teu kabagean alas, kapaksa kudu nyamos lantaran kalindih ku golongan sajen.

Pemuda Sunda!

Pasundan adalah tanah air kalian! Kalian yang punya kewajiban mengabdi demi tanah air, tapi di samping kewajiban itu, kalian memiliki hak untuk hidup di tanah sendiri. Inilah menurut patokan; kewajiban dan hak. Pemuda Sunda! Kalau kalian tak sungguh-sungguh mengasah diri, bukan mustahil, Pemuda Sunda di tanah air nya tidak mendapat bagian, terpaksa harus kosong tangan, sebab kalian kalah oleh golongan lain. (Halaman 4-5 Orang Sunda Juga Bisa! Pesan untuk Nonoman Sunda - Kang Dedi Mulyadi)

Lanjutan kutipan tulisan Otto Iskandardinata ini sebenarnya masih panjang. Dimana pesan pertama peringatan dan antisipasi Otto Iskandardinata masa depan tanah Pasundan. Dalam lanjutan tulisan ini Otto Iskandardinata menekankan apa yang harus dilakukan oleh anak muda sunda agar apa yang disebut pada akhir tulisan diatas tidak terjadi. (kalah dengan golongan lain)

Memahami pesan, pemikiran dan gagasan Otto Iskandardinata secara substantif ditujukan kepada anak muda Sunda. Memang jika kita ingin melihat masaSatu hari lalu saya menerbitkan tulisan opini dengan judul “Mengelola Grup Facebook Fans KDM” Isinya tentang data-data digital perkembangan interaksi netizen di sosial media tentang Kang Dedi Mulyadi. Khususnya grup Facebook yang saya kelola bersama tiga teman lainnya.

Usai tulisan itu terbit. Tidak lama berselang, seorang teman saya di Facebook memberikan tanggapan. Sebenarnya dia bukan saja teman. Lebih dekat dari sekedar teman. Dia merupakan junior saya (dalam arti usia masuk kampus) di salah satu Perguruan Tinggi swasta Kota Medan. Tepatnya di Fakultas Teknik Industri, Program Studi Teknik Mesin. Meskipun saat ini nasib kampus itu telah ditutup Kementerian Nadiem Makarim. Kami tetaplah satu almamater.
Nama sahabat saya di Facebook Fanji Ahmad Hakiki Daulay. Saya panggil saja Bung Daulay. Agar anak Medan nya sedikit lebih kontras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun