Berbagai pengalaman ini memberi landasan yang kuat untuk mengambil peran serupa di Afganistan. Penguasa Taliban sendiri memandang Indonesia sebagai negara sahabat. Indonesia tidak pernah punya masalah dengan Afganistan.
Sejumlah pemuka Taliban sendiri, yang dipimpin Abdul Ghani Baradar, pernah berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan pimpinan Nahdlatul Ulama (NU), pada pertengahan 2019. Waktu itu pihak Taliban menyatakan, ingin dibantu agar lepas dari cap "teroris" yang disematkan pada mereka oleh masyarakat dunia.
Pimpinan NU saat itu menyarankan agar Taliban dan suku-suku lain di Afganistan bisa bersatu. PBNU meyakini, mereka bisa bersatu. Terlebih lagi, jumlah suku di Afganistan hanya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah suku dan etnis yang tersebar di seluruh Indonesia.
Saat itu PBNU mendorong Taliban untuk melakukan semacam musyawarah besar, untuk bisa mendapatkan sebuah konnesia.
Tentu saja, kontribusi Indonesia untuk mendamaikan Afganistan hanya mungkin dilakukan jika disetujui oleh semua faksi Afganistan yang bertikai. Bukan cuma oleh Taliban. Jika semua faksi sepakat Indonesia menjadi host atau mediator perdamaian , barulah langkah-langkah ke arah sana bisa dijalankan oleh Kemlu RI. Semoga saja! (Satrio Arismunandar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H