Semoga Taliban dapat menimba pengalaman sejarah Indonesia, dengan kapasitas modal sosial yang dimiliki Indonesia untuk membangun negara-bangsanya. Bukan sebaliknya, di mana sebagian orang justru "mengambil pengalaman Taliban" untuk diterapkan di Indonesia. Itu yang harus dihindari.
Menurut Rikard Bagun, bangsa Indonesia harus melakukan konsolidasi ke dalam. Dengan kompaknya dua elemen Islam di Indonesia (NU dan Muhammadyah) serta elemen-elemen ebangsaan lainnya, maka sulit bagi kekuatan-kekuatan transnasional dan radikalisme agama untuk menggoyahkan persatuan kita.
Optimisme dan rasa percaya diri sebagai bangsa "pelopor" wajib ditanamkan di Indonesia, terutama di kalangan generasi penerus dan elite politik.
Acara ditutup oleh Dekan Unusia, Ahmad Suaedy dengan harapan diskusi webinar ini memberikan pencerahan kebangsaan, bahwa krisis Afganistan harus dilihat dari kepentingan bangsa Indonesia.
Jangan sampai perhatian Indonesia teralihkan, mengingat bergesernya "titik tengkar baru" antara Rusia, AS, dan China. Bagaimanapun, masalah Laut Natuna Utara (yang merupakan bagian dari Laut China Selatan), yang dekat dengan wilayah kedaulatan Indonesia, jangan sampai luput dari perhatian. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H