Mohon tunggu...
Satrio Arismunandar
Satrio Arismunandar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku, esais, praktisi media, dosen ilmu komunikasi, mantan jurnalis Pelita, Kompas, Media Indonesia, Majalah D&R, Trans TV, Aktual.com. Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Penulis buku, esais, praktisi media, dosen ilmu komunikasi, mantan jurnalis Pelita, Kompas, Media Indonesia, Majalah D&R, Trans TV, Aktual.com. Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pers Perjuangan dan HUT AJI, 7 Agustus 2021

7 Agustus 2021   04:38 Diperbarui: 7 Agustus 2021   04:46 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deklarasi Sirnagalih

Untuk menggalang dukungan sekaligus merancang langkah pembentukan organisasi jurnalis, diadakanlah pertemuan para jurnalis muda. Wisma Tempo di Sirnagalih, Jawa Barat, ditunjuk sebagai lokasi pertemuan, karena pertimbangan praktis, relatif tidak jauh dari Jakarta, dan bisa lebih dijamin keamanan dan kerahasiaannya.

Memang tak mudah mencari pemilik gedung, yang bersiap meminjamkan gedungnya untuk aktivitas yang berseberangan dengan pemerintah. Undangan pun disampaikan secara diam-diam. Juga disebarkan undangan palsu, seolah-olah pertemuan akan berjalan di tempat lain di Bandung.

Pertemuan jurnalis pun digelar, dengan elemen utama jurnalis dari empat kota: Surabaya, Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Sebelum pertemuan, sudah terdengar kabar bahwa sejumlah figur tertentu mengklaim bisa mengatur para jurnalis ini.

Maka, untuk menghindari politisasi dan kabar miring, para jurnalis senior seperti Erros Djarot, Aristides Katoppo, Goenawan Mohamad, dan Fikri Djufri diminta tidak datang pada 6 Agustus malam, saat penggodokan konsep dan wadah gerakan oleh para jurnalis muda sedang berjalan.

Mereka baru datang besok harinya, 7 Agustus, ketika penggodokan telah selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari tuduhan bahwa AJI sebagai sekadar alat atau kepanjangan kepentingan tokoh-tokoh pers tertentu. Deklarasi Sirnagalih pun ditandatangani pada 7 Agustus 1994.

Para Aktivis Utama AJI

Bicara tentang sejarah AJI, bisa sangat panjang. Namun, yang menarik, sejak AJI berdiri hingga saat-saat keras perlawanan terhadap rezim Soeharto, sebagian besar aktivis utamanya justru tidak berasal dari media yang dibreidel, namun justru dari media-media lainnya.

Kecuali satu-dua orang, bisa dibilang tak ada satu pun wartawan eks-Editor yang pernah terlibat dalam aktivitas perlawanan AJI pada masa-masa awal berdirinya. Jikalau melihat dari persentase, mungkin yang lebih banyak terlibat dalam AJI adalah jurnalis eks Tabloid DeTik, disusul kemudian dengan jurnalis Majalah Tempo.

Meskipun jumlah wartawan eks-Tempo lebih banyak, para jurnalis Tempo terbelah dua. Separuh mereka berseberangan dengan Goenawan Mohamad, dan memilih bergabung ke Majalah Gatra, yang dimodali Bob Hassan, kroni Soeharto.

Cukup banyak jurnalis-aktivis, yang menggerakkan roda organisasi AJI pada masa awal berdirinya, justru berasal dari media yang bukan korban pembreidelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun