bila perpisahan kelak bertamu.Â
kita sudah tau pasti akhirnya ia akan mengetuk pintu.Â
bekerjasamalah dengan aku! jangan kau bukakan pintu.Â
Seakan  papan kayu mampu meredam takdir
pahit, kita memilih pamit
dalam benakku, engkau adalah orang pertama yang akan ku bawa pergi.Â
ke podium
ke sawah
ke kursi pesakitan
kau telah memilah barang-barang mu, tas di tangan kanan, tangan kiri menyeret koper.Â
pikiranku mengawang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!