Ozil menyaksikan pertandingan Arsenal VS WBA dari rumah. Bila rekan-rekannya menahan dingin di The Hawthorns, Ozil duduk di sofa mahal dengan penghangat ruangan serta segelas cappucino di genggaman. Formasi yang digunakan Arteta adalah 4-2-3-1, dengan Attacking Midfielder atau nomor 10. Posisi kegemaran Ozil, tempat terbaiknya. Dari posisi itu ia memenangkan banyak hal, salah satunya ialah Trofi Piala Dunia.Â
Di akhir pertandingan, melalui Twitternya pria jerman mengucap selamat dan secara spesifik menyebut satu nama pemain yang tampil gemilang. "Tim terlihat bagus dengan No. 10 seperti Emile Smith Rowe" ungkapnya.
Sudahkah Ozil tau mengapa ia tak bermain? apakah Ozil menyadari bahwa Emile memberikan sesuatu pada tim yang tidak ia miliki?
Emile Smith Rowe adalah produk akademi Arsenal, ia sudah bergabung dengan klub sejak usianya masih 10 tahun. Kini, pemuda inggris 20 tahun itu membuat Arteta mengubah rencana transfer karena penampilannya yang gemilang. Melawan WBA ia menciptakan sebuah assist pada gol Saka.
Lebih dari itu, pemain bernomor 32 ini juga terlihat enerjik sepanjang laga, tidak segan turun dan melakukan backward pressing pada lawan. Ozil bisa memberikan Final Ball yang mengagumkan.
Namun, bisakah Ozil melakukan third man run combination di ruang sempit seperti yang dilakukan Emile? dan bisakah Ozil memberikan effort lebih saat tim bertahan? jawaban untuk kedua pertanyaan ini adalah tidak. Karena usia yang sudah tidak lagi muda, juga karena perkembangan sepakbola modern yang lebih physical dan agresif menjadi alasannya.
Pria Jerman berdarah Turki adalah seorang Link Man dengan visi bermain yang tidak tertandingi. Elegant adalah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan gaya permainan Ozil. tidak banyak berlari, tidak banyak duel, tidak agresif namun saat dibutuhkan ia bisa membelah pertahanan lawan dengan satu umpan brilian. Cukup satu umpan saja, Ozil bisa sangat berbahaya.
Karenanya, Ozil butuh pemain-pemain yang mau berkorban di sekitarnya. Pemain yang mau berlari, menarik lawan sehingga terbuka celah untuknya mengeksekusi final ball sekaligus menutupi kekurangan Ozil dalam bertahan. Emery, Djunberg, dan Arteta telah berusaha menempatkan Ozil dalam skema.
Alih-alih mengangkat performa tim, kehadiran mantan pemain Werder Bremen malah dieksploitasi lawan. Assist dan Gol tidak lagi mengalir sederas dulu, tidak juga Ozil menunjukan komitmen lebih untuk tim. Keadaan semakin runyam kala Ozil menolak keras pemotongan gaji dari klub (padahal klub mengalami situasi pelik di tengah pandemi). Kini, Arteta sungguh tidak punya alasan lagi, tidak ada jalan kembali.
Baru-baru ini, Arsene Wenger memberikan komentarnya mengenai "pengasingan" yang dialami Ozil. melalui sebuah Interview dengan BBC
"saya merasa hal ini sangat disayangkan untuknya. terutama karena ia dalam usia dimana pemain dengan talenta sepertinya bisa menunjukkan kemampuan maksimal. Begitupun untuk Arsenal karena dia adalah talenta super, seorang kreatif yang bisa memberikan umpan mematikan di sepertiga akhir"
Jika melihat kalimat di atas, Wenger menyayangkan apa yang terjadi pada kedua belah pihak dan menjelaskan betapa spesialnya Ozil. Sebelum ia melanjutkan denganÂ
"Permainan Sepakbola sekarang adalah Counter Pressing dan Transisi yang cepat, setiap tim memainkan hal yang sama. Bentuk permainan ini menyingkirkan pemain seperti Ozil. Namun, jangan lupa dia adalah juara dunia yang pernah bermain untuk Real Madrid. Dia telah membuat rekor assist, anda harus temukan ruang untuknya di Tim"
Wawancara Wenger ini dilakukan beberapa bulan lalu, bertepatan dengan kekalahan demi kekalahan yang dialami Aubameyang dan kawan-kawan. Saat itu, Arsenal kesulitan mencetak gol dan minim kreatifitas, karenanya Ozil sangat dirindukan.
Sekarang, semua orang tidak bicarakan Ozil
Sekarang, semua mata tertuju pada Emile Smith Rowe
The Croydon Ronaldinho
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H